Warga TAS I Siapkan Aksi Simpatik
    IND | ENG

Warga TAS I Siapkan Aksi Simpatik

By : Hana 25 Februari 2007 News Categori : Berita

Minggu, 25 Pebruari 2007 05:57:11 Janji Tak Ganggu Kepentingan Umum Warga TAS I Siapkan Aksi Simpatik Kategori: Sidoarjo (63 kali dibaca) SIDOARJO - Setelah menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran selama dua hari berturut-turut, warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum TAS) I, korban lumpur Lapindo, memilih untuk coolling down. Pertimbangannya, mereka tak ingin berbenturan dengan aparat keamanan yang dinilainya mulai bertindak represif. "Sampai besok (hari ini, red), kami tidak melakukan aksi apa pun. Sebab, kami tidak igin bebenturan dengan aparat keamanan," kata Sutrisno, salah satu wakil warga Perum TAS yang tergabung dalam Tim Perunding. Tindakan represif aparat keamanan, seperti yang dikatakan Sutrisno memang sempat dirasakan warga. Dalam aksi unjuk rasa warga Perum TAS I di Bundaran Waru Jumat lalu, aparat keamanan tak segan-segan bertindak tegas. Itu terjadi, ketika warga Perum TAS I berupaya memblokade lalu lintas kendaraan dari arah Surabaya ke Sidoarjo Demikian pula ketika polisi membubarkan aksi warga yang memblokade exit tol Porong. Bahkan, sampai kemarin, kewaspadaaan para aparat keamanan itu, tidak mengendur. Mereka terus berjaga-jaga. Di exit tol Porong, misalnya, kemarin tampak dua truk polisi dari Polwiltabes Surabaya. Pasukan polisi dari Polwiltabes itu, masih di-backup beberapa unit motor patroli milik Satlantas Polres Sidoarjo. Namun, pada titik-titik lokasi lain, yang sebelumnya menjadi sasaran unjuk rasa warga Perum TAS I, tidak tampak ada pasukan aparat keamanan yang berjaga-jaga. Meski tengah coolling down, lanjut Sumitro, warga Perum TAS I tidak patah semangat untuk terus memperjuangkan hak-hak mereka agar mendapatkan kompensasi ganti kerugian dari Lapindo. "Kita memang colling down, tapi juga terus berkordinasi untuk mematangkan rencana aksi berikutnya. Tentu saja kita akan terus memantau perkembangan yang terjadi," ujarnya. Warga, juga tetap menolak keputusan pemerintah agar kompensasi ganti rugi itu diwujudkan rumah pengganti. Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan kompensasi ganti kerugian untuk warga Perum TAS I itu berupa resettlement atau merelokasi warga Perum TAS I secara permanen. "Aspirasi kami, tetap cash and carry. Ganti kerugiannya, dibayar dengan uang tunai. Bukan resettlement. Sebab, resettlement sama saja dengan pemaksaan kehendak," tegas Sumitro. Rencana ke depan, lanjut Sumitro, warga Perum TAS I akan menggelar aksi simpatik dalam upayanya memperjuangkan kompensasi ganti kerugian berupa uang tunai. Bentuknya, kata Sumitro, kemungkinan dengan cara mendirikan tenda di kantor gubernur, sekaligus menggalang tanda tangan dukungan serta simpati dari warga masyarakat lainnya. "Itu masih rencana, masih bisa berubah. Tapi yang jelas, kami akan pilih aksi simpatik saja. Tidak seperti kemarin-kemarin yang merugikan banyak orang," tandas Sumitro. Sedangkan menurut Agustinus, salah satu perwakilan warga perum TAS, kini pihaknya tengah berupaya menyolidkan barisan guna menyongsong keputusan pemeritah pusat. "Yang jelas, dalam hari-hari ini tidak akan ada demo. Meski begitu, tetap saja tergantung dengan kondisi yang berkembang. Kalau situasinya mengharuskan kami untuk turun ke jalan, maka warga akan turun lagi," ujarnya.((sat))   Sumber: jawa pos Not Rated!   Komentar Terkini (0 komentar) Belum ada komentar Baca/Kirim Komentar

© Airputih.or.id. All rights reserved.