Warga Ngawi Kian Berpengalaman Menghadapi Bencana Alam
    IND | ENG

Warga Ngawi Kian Berpengalaman Menghadapi Bencana Alam

By : Hana 01 April 2008 News Categori : Uncategorized

Selasa, 01 April 2008 14:11:18 Warga Ngawi Kian Berpengalaman Menghadapi Bencana Alam Kategori: UmumĀ (373 kali dibaca) Keluar Rumah Begitu Ada Suara Dengung Lebah saat Hujan Bisa karena biasa. Peribahasa ini terasa tepat diterapkan bagi sebagian warga Ngawi yang acap dilanda bencana. Titik-titik tertentu di wilayah terbarat Jawa Timur ini memang rawan bencana. Angin ribut, longsor dan banjir sudah seperti langganan saat musim penghujan seperti sekarang ini. Bagaimana warga menyikapinya? KUNDARI PRI SUSANTI, Ngawi --- SUARA berdesing disertai hujan lebat Sabtu petang (29/3) sekitar pukul 18.00, mengguncang ketenangan warga Desa Sumberbening, Kecamatan Bringin, Ngawi. Teriakan warga bersahutan, meminta warga lain yang masih berada dalam rumah untuk segera keluar ke halaman. "Kami upayakan semua keluar dari rumah, pengalaman pada tahun sebelumnya tetangga kami meninggal saat datang angin ribut," kata Kepala Dusun Sumberbening I Kartiono. Antisipasi warga Sumberbening tidaklah berlebihan mengingat daerah ini bukan sekali dua kali diterjang lesus. Tahun 2007, salah Mbah Siban, satu warga Dusun Sumberbening tiga meninggal di dalam rumahnya yang roboh diterjang angin. Sebagian lainnya harus dirawat karena mengalami luka akibat tertimpa kayu bahan bangunan rumah. "Lebih selamat di luar rumah saja kalau ada angin seperti itu, walaupun harus berbasah-basah," tutur Kartiono. Antisipasi warga dengan keluar dari rumah mereka ini dirasakan efektif karena seringkali angin datang sangat keras dan berputar terus-menerus di satu titik. Contohnya pada Sabtu lalu, jarak pandang warga tak lebih dari lima meter dan desing angin seperti suara tawon berdengung sangat kencang. Sekitar lima menit saja bencana itu terjadi namun meninggalkan bangunan warga yang poranda. "Entahlah, mengapa daerah kami akhir-akhir ini sering sekali menjadi langganan bencana," keluhnya. Ketenangan warga yang terusik akibat angin yang datang juga dibenarkan Sukemi. Rumah Sukemi mengalami kerusakan agak parah. Namun dia bersyukur keluarganya selamat. Ia juga keluar rumah saat angin melanda dusunnya di akhir pekan itu. "Anginnya besar, namun hanya genting yang beterbangan," kata Sukemi. Antisipasi yang dilakukan warga Kwadungan juga terjadi karena mereka memang harus terbiasa bersahabat dengan banjir. Banjir sudah seperti langganan saja. Bahkan, di sekitar Desa Simo, Purwosari, Tirak dan Sumengko, banjir bisa terjadi walaupun langit di atas desa mereka tak mendung sedikit pun selama dua hari. "Walau tidak hujan ya sering juga banjir karena memang berbatasan dengan Bengawan Madiun yang kini makin sering meluap," kata Samidi, warga Simo.

© Airputih.or.id. All rights reserved.