Tsunami
    IND | ENG

Tsunami

By : Hana 03 Agustus 2006 News Categori : Uncategorized

Kamis, 03 Agustus 2006 11:14:39 Tsunami Kategori: Tsunami (317 kali dibaca) Istilah “tsunami” berasal dari kosa kata Jepang “tsu” yang berarti gelombang dan “nami” yang berarti pelabuhan, sehingga secara bebas, “tsunami” diartikan sebagai gelombang laut yang melanda pelabuhan. Bencana tsunami terbukti menelan banyak korban manusia maupun harta benda, sebagai contoh untuk Tsunami di Flores (1992) mengakibatkan meninggalnya lebih dari 2000 manusia, kemudian untuk tsunami di Banyuwangi (1994) telah menelan korban 800 orang lebih, dan tsunami di Aceh yang menyebabkan 300.000 jiwa melayang di Asia Tenggara, Asia Selatan dan pantai Timur Afrika. Tsunami dapat dideskripsikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh suatu gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut, akibatnya timbul gaya impulsif yang bersifat sementara (transien). Selain bersifat transien, tsunami juga bersifat nondispersive, artinya kecepatan fasa gelombang tidak bergantung pada panjang gelombang. Tsunami mempunyai panjang gelombang yang besar sampai 100 km, lintasan partikel berebentuk elips dengan amplitudo lebih kurang 5 m. kecepatan rambat gelombang tsunami di laut dalam mencapai antara 500 m samapai 1000 km/jam. Kecepatan ini tergantung dari kedalaman laut dan penjalarannya mencapai ribuan kilometer. Tsunami ditimbulkan oleh adanya deformasi (perubahan bentuk) pada dasar lautan, terutama perubahan permukaan dasar lautan dalam arah vertikal. Perubahan pada dasar lautan tersebut akan diikuti dengan perubahan permukaan lautan, yang mengakibatkan timbulnya penjalaran gelombang air laut secara serentak tersebar keseluruh penjuru mata-angin. Kecepatan rambat penjalaran tsunami di sumbernya bisa mencapai ratusan hingga ribuan km/jam, dan berkurang pada sa’at menuju pantai, dimana kedalaman laut semakin dangkal. Walaupun tinggi gelombang tsunami disumbernya kurang dari satu meter, tetapi pada saat menghepas pantai, tinggi gelombang tsunami bisa mencapai lebih dari 5 meter. Hal ini disebabkan berkurangnya kecepatan merambat gelombang tsunami karena semakin dangkalnya kedalaman laut menuju pantai, tetapi tinggi gelombangnya menjadi lebih besar, karena harus sesuai dengan hukum kekekalan energi. Penelitian menunjukkan bahwa tsunami dapat timbul bila kondisi tersebut dibawah ini terpenuhi : 

  • Gempabumi dengan pusat di tengah lautan.
  • Gempabumi dengan magnitude lebih besar dari 6.0 skala Ricter
  • Gempabumi dengan pusat gempa dangkal, kurang dari 33 Km
  • Gempa bumi dengan pola mekanisme dominan adalah sesar naik atau sesar turun
  • Lokasi sesar (rupture area) di lautan yang dalam (kolom air dalam). [*]Morfologi (bentuk) pantai biasanya pantai terbuka dan landai atau berbentuk teluk.(-)
  Sumber: Pusat Informasi Riset Bencana Alam

© Airputih.or.id. All rights reserved.