Tim Literasi Untuk Tuna Netra Berangkat ke Ruteng NTT
    IND | ENG

Tim Literasi Untuk Tuna Netra Berangkat ke Ruteng NTT

By : Taufik Hazan Asari 06 Mei 2009 News Categori : Berita

Tim Literasi Untuk Tuna Netra, kerjasama Yayasan AirPutih dan UNESCO (United Nation Educational, Scientific and Cultural Organitation) hari ini (6/5) mulai menuju sekolah tuna netra untuk mengadakan pelatihan komputer. Hari ini tim menuju SLB/A Karya Murni Ruteng, Manggarai, Pulau Flores di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Ada dua tim lagi yang akan berangkat Kamis besok, yaitu ke Panti Tuna Netra Cendrawasih Biak Papua dan SLB/A Aisyiah Ponorogo. Mereka akan bertugas lebih kurang tiga minggu. Pelatihan adalah salah satu tahapan dalam program Literasi untuk Tuna Netra, setelah pengembangan dan modifikasi GNU/Linux  Ubuntu agar bisa digunakan dengan mudah oleh penyandang tuna netra. Kostumasi dilakukan agar Orca-Gnome aplikasi screen reader-nya langsung aktif saat komputer dinyalakan. Serta setting Espeak untuk Bahasa Indonesia. Karena ini adalah program literasi, maka buku-buku elektronik (e-book) juga langsung dimasukkan dalam komputer. Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) dan Depdiknas menyumbangkan softcopy buku-bukunya untuk dimasukkan dalam komputer. Pada intinya adalah tuna netra bisa mengakses ilmu pengetahuan melalui penggunaan komputer. Aplikasi Orca-Gnome ini juga sudah ditunjukkan ke teman-teman yang ada di Yayasan Mitra Netra. Trainer pelatihan dan pengurus Mitra Netra menyambut baik adanya aplikasi yang dikembangkan oleh ribuan relawan diseluruh dunia ini. Apalagi aplikasi besutan Gnome Desktop adalah  free and open source software, sebab sekarang para penyandang tuna netra belum mempunyai pilihan software lain kecuali yang berbayar. "Ini membuat tuna netra mempunyai pilihan software," ungkap Akhyar salah satu tariner yang juga seorang tuna netra. Pria murah senyum ini juga mengatakan perlu penyesuaian agar tuna netra lebih akrab dengan aplikasi baru. Hal yang ditangkap dari perbincangan teman-teman di Yayasan Mitra Netra adalah tuna netra menginginkan sebuah aplikasi yang tidak berbeda dengan yang digunakan oleh orang normal. "Kami sangat tidak setuju apabila software ini hanya untuk tuna netra, seperti keyboard braille atau aplikasi khusus. Sebab itu membatasi kami," ujar humas Mitra Netra, Aria Indrati. Menurut Aria pengembangan aplikasi untuk tuna netra seperti ini harus tetap dilanjutkan.

© Airputih.or.id. All rights reserved.