Tak Cukup Atasi Kebakaran Hutan
    IND | ENG

Tak Cukup Atasi Kebakaran Hutan

By : Hana 13 Juni 2007 News Categori : Berita

Rabu, 13 Juni 2007 10:11:46 Sumsel Kekurangan Dana Asap Tak Cukup Atasi Kebakaran Hutan Kategori: Kebakaran Hutan (83 kali dibaca) Palembang, Kompas - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan masih mengalami kekurangan dana penanggulangan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan untuk tahun 2007. Hingga saat ini, Pemprov Sumsel hanya mampu menyiapkan dana sebesar Rp 1,5 miliar, sedangkan yang dibutuhkan sekitar Rp 5 miliar. Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Selatan (Sumsel) Dodi Supriadi, Selasa (12/6), dalam rapat koordinasi penanggulangan kabut asap, kebakaran hutan, dan lahan, mengungkapkan, dana Rp 1,5 miliar tersebut berasal dari APBD Sumsel tahun 2007. "Dana itu kalau dipakai untuk seluruh provinsi tidak akan mencukupi. Tapi dana Rp 1,5 miliar tersebut kalau disokong seluruh kabupaten di Sumsel masih mencukupi, artinya setiap kabupaten juga mengalokasikan anggaran untuk itu," kata Dodi. Menurut Dodi, berdasarkan data dari kabupaten-kabupaten tahun 2006, luas kebakaran hutan di Sumsel mencapai 50.000- 60.000 hektar (ha), tetapi berdasarkan pantauan satelit mencapai 150.000 ha. Sekitar 70 persen kebakaran lahan di Sumsel terjadi di luar kawasan hutan. Jumlah hot spot pada bulan April hanya tiga buah, pada bulan Mei menjadi 27, dan pada bulan Juni ada 23 hot spot. Diperkirakan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel mencapai puncaknya antara bulan Agustus-November. Dodi mengatakan, pengalaman tahun lalu, posko kebakaran hutan di tingkat kabupaten sering kosong, apalagi pada tengah malam, sehingga informasi lebih banyak berasal dari polres. Kondisi tersebut menyebabkan kesulitan memantau kondisi di lapangan. "Persoalan besar lainnya, kebakaran hutan biasanya terjadi di daerah terpencil yang susah dijangkau. Alat pemadam kebakaran milik Manggala Agni hanya menjangkau jarak 500 meter. Helikopter kurang efektif untuk memadamkan kebakaran besar," ujar Dodi. Persoalan dana tampaknya juga dihadapi oleh kepolisian. Kepala Biro Operasional Polda Sumsel Komisaris Besar Irsan Wijaya menuturkan, dana penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tahun ini tidak masuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Polri. "Kami belum tahu sumber dananya, meskipun rencana operasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sudah disiapkan," ungkap Irsan. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Dwi Setiyono mengatakan, di Sumsel terdapat empat Daerah Operasi (Daops) Manggala Agni yang terdiri atas 16 regu. Setiap regu terdiri atas 15 orang. Jumlah tersebut sangat sedikit dibanding luas wilayah Sumsel. [b]Produktivitas HTI turun[b] Mengenai penurunan produksi hutan tanaman industri (HTI) di Sumsel akibat kebakaran hutan, Dodi menjelaskan, rata-rata setiap tahun produksi HTI Sumsel 2,5 juta meter kubik per tahun. Pada tahun 2006, produksi HTI Sumsel anjlok menjadi 1,7 juta meter kubik. Dodi mengatakan, sekitar 26.000 ha HTI di Sumsel terbakar tahun lalu. Berarti produksi HTI selama satu tahun hilang. Untuk tahun-tahun berikutnya, produksi HTI Sumsel hanya berkisar 1,7 juta meter kubik, dengan catatan tidak terjadi kebakaran. "Nilai kerugiannya sedikitnya Rp 130 miliar. Sekarang HTI yang terbakar mulai direhabilitasi, terbanyak di wilayah Ogan Komering Ilir," tutur Dodi. Menurut Dodi, luas HTI di Sumsel lebih dari 1 juta hektar, yang kebanyakan ditanami akasia. HTI tersebar di 10 kabupaten di Sumsel. Total hutan produksi Sumsel mencapai 1,8 juta hektar, sedangkan alokasi HTI 1,3 juta hektar sehingga masih tersisa 500.000 ha hutan alam. "Tidak semuanya diizinkan menjadi HTI karena kondisinya masih bagus. Kalau kondisinya sudah rusak, baru jadi HTI," ucap Dodi.(WAD)   Sumber: Kompas

© Airputih.or.id. All rights reserved.