Suplai Air Bersih Terancam Putus
    IND | ENG

Suplai Air Bersih Terancam Putus

By : Hana 26 Januari 2005 News Categori : Berita

Rabu, 26 Januari 2005, 05:23 WIB -Berita Umum- Suplai Air Bersih Terancam Putus Reporter: AK-23 - Banda Aceh, 2005-01-24 21:41:26 Banda Aceh, Acehkita. Pasokan air bersih ke Banda Aceh dan Aceh Besar dalam dua hari ke depan terancam terputus. Pasalnya, stok tawas di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy, Banda Aceh, menipis. Direktur PDAM Tirta Daroy, Ir Samsul Bahri menyebutkan, stok tawas hanya tersisa sekitar 8-10 ton. Stok ini hanya hanya cukup untuk proses penjernihan air selama dua hari. Sementara tingkat kekeruhan air sungai Krueng Aceh, sangat tinggi akibat curahan hujan yang meningkat beberapa hari terakhir ini. Samsul Bahri sangat berharap ada bantuan dari pendonor untuk bisa segera mendatangkan persediaan tawas ke Banda Aceh. Karena ini juga sangat terkait dengan suplai air bersih ke pos-pos pengungsian yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar.Kami sangat berharap ada yang membantu menyumbangkan tawas, karena stok kami sudah menipis yang hanya cukup untuk dua hari lagi saja. Kalau dalam dua hari ini tidak ada penambahan stok tawas, maka kami tidak bisa menyuplai air bersih kepada sambungan pelanggan yang tersisa, ataupun ke pos-pos pengungsian,” jelas Samsul. Diakui Samsul, selama ini pembelian tawas oleh PDAM sangat tergantung dari iuran tagihan dari para pelanggan. Sekarang ini, aku Samsul, PDAM belum bisa melakukan penagihan kepada para pelanggan karena sebagian mereka sudah tidak punya rumah dan tidak diketahui keberadaannya.Sekarang PDAM sudah tidak bisa beli tawas secara mandiri, dulu kita punya pelanggan sebanyak 25 ribu sambungan. Setelah tsunami, data sementara hanya tinggal 8.000 sambungan. Itu pun kami belum bisa lakukan penagihan karena situasi yang belum memungkinkan,” tambah Samsul. Terkendala Brimob Selain kendala tawas dan biaya –termasuk biaya untuk pembayaran rekening listrik, ada hal lain juga yang mengganggu pikiran Samsul Bahri. Penempatan puluhan anggota Brimob di gedung PDAM Tirta Daroy Lambaro Aceh Besar, merupakan satu masalah tersendiri. Kehadiran pasukan berseragam coklat ini, dirasa Samsul sangat mengganggu kinerja petugas PDAM.Lihat saja, mereka tidur dengan tempat tidur polisi (peltbed –red.) yang diletakkan di sepanjang jalan dan ruang tempat kami kerja dan memantau proses air. Jadi hal ini sangat menganggu,” ungkap Samsul. Samsul mengaku tidak tahu asal muasal hingga sekitar 400-an pasukan Brimob ditempatkan di gedung PDAM tersebut. “Awalnya mereka ada 400-an orang atau katanya sekitar empat kompi. Tapi sekarang sudah berkurang,” kata Samsul. Selain itu, dijelaskan Samsul, kehadiran mereka juga membuat proses penjernihan air sedikit terganggu. “Misalnya begini, terkadang mereka menggunakan air untuk mandi. Lalu di bak penampungan air terkadang juga mereka mencelupkan kaki atau sepatu mereka. Padahal itu kan air yang sudah disaring dan akan dialirkan ke pipa PDAM untuk digunakan masyarakat. Jadi hal ini membuat kami sedikit terganggu,” jelas Samsul. Di gedung PDAM juga terdapat relawan Jerman yang menyuling air PDAM hingga bersih dan bisa langsung dikonsumsi. “Tapi mereka tidak mengganggu pihak PDAM. Kami ada koordinasi yang baik,” katanya. Australia stop sementara Sementara itu, sejak Senin (24/1) pagi, suplai air bersih yang selama ini difasilitasi relawan tentara Australia yang berlokasi di Jembatan Pante Pirak pun terhenti. Di depan kran untuk antrian air terpasang papan pengumuman permintaan maaf karena pelayanan air bersih untuk hari ini tidak berjalan. Dalam pengumuman yang sama tertulis, pihak relawan Australia akan mengusahakan penyediaan air bersih secepatnya. Padahal di hari-hari sebelumnya, relawan Australia bisa menyediakan 500 kantong air bersih siap minum kepada warga saban hari. Beberapa warga yang biasanya datang untuk mengantri air bersih terlihat kecewa dengan pengumuman yang dipasang relawan Australia tersebut. Ina, salah seorang pengungsi yang berlokasi di gedung DPRD NAD, mengaku kecewa tidak mendapat pasokan air bersih. Padahal ia sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan minum. Direktur PDAM Tirta Daroy, Samsul Bahri mengatakan, selama ini relawan dari dua negara yakni Australia dan Jerman, memang meanfaatkan air dari pipa PDAM, yang kemudian di sterilkan untuk bisa langsung diminum. Namun upaya tersebut terhenti karena stok tawas yang kian menipis. [dzie] sumber : Pena Indonesia

© Airputih.or.id. All rights reserved.