Sofyan. "Bencana Membuka Peluang Bisnis"
    IND | ENG

Sofyan. "Bencana Membuka Peluang Bisnis"

By : Hana 13 Juni 2007 News Categori : Berita

Rabu, 13 Juni 2007 10:23:47 Sofyan,”Bencana Membuka Peluang Bisnis.” Kategori: Umum (87 kali dibaca) YOGYAKARTA – Kejadian bencana alam yang sering melanda berbagai wilayah di Indonesia akhir-akhir ini telah membuka sebuah peluang bisnis yang menggiurkan. Semua pihak yang terlibat dalam proses recovery pasca bencana berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibatnya bencana tidak lagi dilihat dari aspek humanitarian. “Pasca bencana adalah sebuah peluang bisnis,” ujar Sofyan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) eksekutif Nasional saat berbicara dalam diskusi bertema Lingkungan dan Tata Ruang Pasca Bencana di kampus Mrican Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Senin (11/6). “Bencana dilihat dari aspek humanitarian saja sudah susah,” tandas Sofyan lagi. Diskusi yang diselenggarakan Walhi Yogyakarta ini juga menghadirkan Bobby Setiawan dari Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH-UGM) dan Wahyu Nugroho dari Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi Yogyakarta. Lebih lanjut Sofyan menjelaskan berbagai perusahaan menangguk keuntungan yang banyak pasca bencana. “Perusahaan indofood (pembuat mie instan), misalnya pasti penjualannya naik tajam. Begitu pula dengan perusahaan transportasi dan komunikasi,” ujar Sofyan. Mie Instan adalah salah satu item bantuan yang selalu ada. Begitu pula dengan air minum kemasan. Sofyan mengatakan dari bencana, pemerintah juga menangguk keuntungan yang tidak sedikit. Dari berbagai bencana yang terjadi di Indonesia, masih ada dana milyaran rupiah yang belum dapat dipertanggungjawabkan pemerintah. Setelah bencana terjadi,“Adanya tender-tender, itu semua adalah bisnis,” tandas Sofyan. Di Yogyakarta, gempa bumi berkekuatan 5,9 Skala Richter yang terjadi 27 Mei 2006 lalu juga membukan banyak peluang bisnis bagi masyarakat. Sepanjang pengamatan mediacenter-ajiyogya, salah satu peluang usaha yang kemudian banyak digeluti masyarakat adalah membuka toko penyedia bahan-bahan bangunan untuk rumah. Menurut Sofyan, bantuan yang diberikan sebuah negara asing pada hakekatnya juga tidak lepas dari bisnis. Misalnya adalah sistem peralatan early warning system senilai Rp 40 milyar yang diberikan Jerman kepada Indonesia. “Tetapi biaya perawatannya serta tenaga ahlinya yang harus didatangkan dari sana tentu saja tidak gratis. Ini juga sebuah bisnis,” urai Sofyan lagi. Padahal menurutnya, hal seperti ini tidak perlu dilakukan karena Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mampu menciptakan peralatan yang lebih canggih. Namun sayang malah tidak digunakan.(Bambang MBK)   Sumber: Media Center AJI Yogya

© Airputih.or.id. All rights reserved.