Saksi Mata: Pasien RSJ Lari ke Arah Tsunami
    IND | ENG

Saksi Mata: Pasien RSJ Lari ke Arah Tsunami

By : Hana 17 Januari 2005 News Categori : Berita

Senin, 17 Januari 2005, 22:46 WIB -Berita Umum- Saksi Mata: Pasien RSJ Lari ke Arah Tsunami  Penduduk Kampung Blang Tinggal 4 Perempuan Reporter: AK-32 – Banda Aceh, 2005-01-17 15:08:29 Banda Aceh, Acehkita. Bila sebagian warga Banda Aceh yang berjumlah 300 ribu jiwa itu berlari menjauhi garis pantai saat datangnya gelombang tsunami, maka tidak demikian halnya dengan para pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh. Menurut seorang saksi mata bernama Simidon yang saat kejadian sedang memarkir taksinya di depan RSJ, dia melihat sejumlah pasien RSJ justru berlari ke arah datangnya air bah. Lokasi RSJ sendiri terletak di kawasan Lempriet, tepatnya di belakang Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), yang juga merupakan kawasan yang terkena bencana.Kalau orang waras lari menjauh, mereka malah mengejar air. Jika tidak dinilai berlebihan, kata-kata demikianlah yang pantas saya ucapkan,” ungkap Simidon (32) kepada acehkita. Menurut Simidon yang berasal dari Lambuk, dirinya melihat saat petugas RSJ membuka pintu ruangan pasien yang biasanya terkunci. Melihat pintu dibuka, puluhan pasien RSJ langsung berlarian dan menghampiri air bah yang melintas di Jalan T Nyak Arief.Berenang, berenang, ,” kata sopir taksi itu menirukan teriakan mereka sembari lari mengejar air hitam pekat itu. Simidon sendiri, saat orang-orang berteriak “air laut naik” langsung mencari bangunan bertingkat di komplek RS tersebut. Saat itulah ia mengaku melihat satu per satu pasien RSJ mengejar maut. Karena situasi panik, menurutnya saat itu tak ada seorang pun yang berusaha mencegah mereka lari ke arah datangnya air. “Hati kecil saya mau turun untuk menyelamatkan mereka, tapi melihat semua warga, baik kecil, besar, maupun tua muda terus berlarian menyelamat diri, saya juga takut. Itulah yang menyebabkan saya hanya bisa menonton orang-orang tidak waras itu mengejar tsunami,” kata Simidon. Namun demikian, Simidon tak berani memastikan apakah mereka meninggal atau tidak dalam peristiwa itu.Kalau Bapak tanya saya apakah puluhan orang tidak waras itu semua jadi mayat. Saya sungguh tidak berani mengatakan ya atau tidak. Sebab hal tersebut kekuasaan Allah,” jawab Simidon. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pihak RSJ Banda Aceh mengaku membuka pintu ruangan para pasien menyusul datangnya gempa. Menurut pihak RSJ, saat itu terdapat sekitar 300 orang pasien yang ikut menyelamatkan diri. Namun hingga pekan lalu, baru sekitar 100 orang yang kembali. Sementara itu, di sejumlah ruas jalan, acehkita juga menjumpai beberapa pasien RSJ yang berkeliaran di jalan-jalan dengan tetap mengenakan seragam biru muda mereka yang bertuliskan “Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh” di bagian belakang. Tinggal Empat Perempuan Sementara itu, penduduk Kampung Blang, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, saat ini hanya menyisakan empat orang perempuan. Menurut warga, sebelum dilanda gempa dan gelombang tsunami, jumlah warga Kampung Blang lebih kurang 150 jiwa. Namun kini, jumlah yang selamat tinggal 44 orang, termasuk 4 perempuan. Kampung Blang terletak di kilometer 11 Jalan Laksamana Malahayani dan berbatasan sungai dengan Desa Lamnga. Menurut Cut Darmawan, warga Kampung Blang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. ”Namun, itulah yang namanya kekuasaan Allah. Separah apapun kondisi Kampung Blang akibat dilanda tsunami, tapi Allah masih menghendati 44 hamba-Nya hidup,” kata Cut berusaha tawakal. Menurut Cut, banyaknya korban warga Kampung Blang karena tidak satupun warganya yang berusaha menyelamatkan diri. Sebab, selain tidak ada tempat berlindung, air bah itu juga naik secara tiba-tiba dan sangat cepat. Keempatpuluh empat warga yang selama itupun ditemukan di Desa Lamnga. [dan] Sumber: Pena Indonesia

© Airputih.or.id. All rights reserved.