Pengungsian di KM 37 terlantar
    IND | ENG

Pengungsian di KM 37 terlantar

By : Taufik Hazan Asari 03 Desember 2010 News Categori : Uncategorized

Hampir sebulan wacana relokasi dihembuskan pemerintah, beberapa dusun menanggapinya dengan mendatangi tempat2 yg telah ditetapkan pemerintah. Di pagai selatan beberapa titik ditetapkan diataranya KM 44,KM37 dan KM 27. Sebenarnya titik tersebut belum siap untuk untuk ditempati sebagai tempat pengungsian karena berbagai fasilitas masih jauh dari memadai, seperti mck, tenda yg tahan kondisi cuaca dan pendukung lainnya.

Kunjungan kali ini adalah yang kedua kalinya tim AP ke KM 37. Sejak awal dan dalam beberapa meeting koordinasi KM37 akan dijadika Posko bersama oleh beberapa LSM/NGO untuk mendampingi pengunsi. Sebagai tempat relokasi oleh pemerintah dirasa cocok dengan pertimbangan bahwa kedepannya dari sisi pelayanan kemasyrakat akan lebih mudah dengan akses darat yg lebih baik dari pada menggunakan akses laut. Memang selama ini beberapa daerah di Pagai selatan hanya bisa ditempuh dengan jalur laut sehingga sangat jarang pemerintahan ditingkat kecamatan mendatanginya, pelayanan pendidikan dan kesehatanpun hampir tidak tersedia sama sekali.

2 Desember 2010, Tim AP mendatangi pengungsian KM37 menggunakan truk IOM yg sedang distribusi bantuan WFP. WFP hari ini ditribusi 4 truk biskuit, dan 2 truk ditempatkan di KM37. Di truk yg kami tumpangi di bagian belakang hanya berdua, selang beberapa saat kemudian iring-iringan dua kendaraan tsb distop sama masyarakat yg beberapa diantaranya pengungsi KM 37. Mereka langsung berhamburan ke atas truk tanpa permisi terlebih dahulu. Dengan berbagai macam barang bawaan dan menindih barang biskuit WFP. Terjadi sedikit ketegangan karena kebijakan IOM tidak mengangkut masyarakat meskipun pengungsi. Dilain pihak orang-orang tersebut seakan tidak punya pilihan untuk ke tempat tujuan mereka karena tidak ada transportasi lain. Akhirnya ketegangan tersebut diselesaikan melalui mediasi Danramil yg ditelepon pihak IOM dengan kesepakatan IOM mengangkut 5 orang tiap truk. Perjalanpun dilanjutkan melewati rerimbunan belantara. Dari informasi bahwa jalanan yg ada sekarang adalah rintisan PT Minas pemilik HPH.

Beberapa titik jalan sangat parah keadaannya dan yg terparah adalah dititik S 02 54' 36.6 E 100 13' 32.0, bahkan perjalan kembali beberapa truk sedang terjebak dititk ini termasuk kendaraan yg kami tumpangi dan harus dibantu didorong. Untungnya beberapa truk yg melintasi area ini saling menunggu hingga semua truk bisa lewat.

Sampai diarea relokasi KM37 nampak jejeran tenda-tenda dari bahan kain diatasnya ditutup terpal untuk menghambat air hujan merembes masuk. Seorang pengunsi Dsn Pereourogat Adrianus mengungkapkan bahwa area 32 saat ini ditempati pengungsi dari dusun Pereurogat, Asahan,Mourau. Masih menurutnya bahwa sudah beberapa hari dapur umum yg dikelola dinsos sudah tidak aktif sama sekali, saat ini pengungsi masak sendiri2 untuk berthan hibup memanfaatkan peralatan seadanya. Minyak tanah sebagai bahan bakar untuk dapaur dan penerangan sudah hampir habis. Masih menurutnya bahwa janji membangun humantara sampai saat ini belum terealisasi satupun padahal sedianya harus sudah selesai akhir desember ini. Saat ini juga posko2 bantuan dari beberapa ngo sudah kosong tanpa kabar kelanjutan katanya.

Para pengungsi tidak bisa berbuat banyak, mereka seakan terkurung dilahan tsb dikelilingi hutan. Akses keluar jalan kesaerah lain sangat jauh dan harus jalan kaki karena tidak ada transportasi, yg tersedia hanyalah transportasi untuk distribusi bantuan. Dimalam hari ratusan pengungsi berada dalam kegelapan,penerangannya terkadang menggunakan lampu teplok jika masih ada minyak tanah. Saat ini mereka sangat membtuhkan tambahan peralatan dapur,kompor , minyak tanah, bahan makanan pokok,sabun dan kebutuhan dasar lainnya. Sarana mck sangat tidak mencukupi untuk digunakan ratusan orang.

Hampir sebulan mereka menempati area ini dan tidak bisa bekerja apa-apa karena lahan-lahan disekeliling mereka bukan hak milik mereka. Selain itu anak2 sd belum bisa mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya karean keterbatasan sarasa dan guru pengajar.

Kunjungan tim sangat singkat karena mengikuti jadwal IOM yg harus pulang sehabis menurunkan bantuan tersebut. Tim tiba kembali sekitar jam 6 diSikakap.

Salam
Zul

© Airputih.or.id. All rights reserved.