Memburu Barang Butut Pasca Banjir
    IND | ENG

Memburu Barang Butut Pasca Banjir

By : Hana 09 Februari 2007 News Categori : Berita

Jumat, 09 Pebruari 2007 21:47:17 Memburu Barang Butut Pasca Banjir Kategori: Sumut-NAD (112 kali dibaca) WASPADA Online Banjir bandang akhir tahun 2006 lalu bukan saja menimbulkan penderitaan bagi warga di Kabupaten Aceh Tamiang, melainkan juga mendatangkan rezeki bagi pemburu barang butut pasca banjir bandang yang terjadi di Bumi Muda Sedia itu. Pantauan Waspada pasca banjir bandang yang telah meluluhlantakkan Kabupaten Aceh Tamiang itu, kini sejumlah anak-anak dan orang dewasa semakin berjibun memburu barang butut yaitu barang-barang yang terbuat dari plastik/atom, besi, aluminium, tembaga/kuningan dan barang-barang lainnya yang laku dijual. Barang-barang bekas tersebut, pasca banjir memang berserakan dan dapat mendatangkan lembaran-lembaran rupiah bagi sang pemburu barang bekas yang terbawa arus air banjir. Anak-anak dan orang dewasa yang mengais rezeki mencari dan mengumpulkan barang-barang bekas itu, selanjutnya menjual barang butut itu kepada agen-agen pembeli barang bekas yang datang ke daerah mereka yang menggunakan becak mesin dan mobil pick up. Agen-agen tersebut ada yang merupakan warga Aceh Tamiang dan tidak sedikit agen barang butut yang sengaja datang dari Langkat/Sumatera Utara menggunakan kendaraan pick up . Mereka 'bergerilya' dari kampong ke kampong yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang. Setiap pagi hari ada belasan mobil dari Kabupaten Langkat dan Binjai, Provinsi Sumatera Utara yang datang ke Aceh Tamiang, untuk membeli barang-barang butut yang telah dikumpulkan anak-anak dan orang dewasa di Aceh Tamiang. Bahkan, ada juga dari mereka yang sengaja datang dari jauh untuk mencari langsung barang-barang bekas di berbagai lokasi yang berlumpur dan di reruntuhan bangunan di sejumlah kawasan. Pada sore hari agen barang butut dari Sumut itu pulang ke daerahnya masing-masing. Tentu saja mereka pulang membawa barang butut yang telah terisi penuh di kendaraannya itu. "Kami memang sengaja datang dari Kabupaten Langkat untuk mencari dan membeli barang-barang butut di Aceh Tamiang ini," ungkap Simatupang, 45, salah seorang agen barang butut yang turut didampingi sejumlah pekerjanya berjumlah tiga orang itu kepada Waspada, Senin (5/2) di Kota Kualasimpang. Hal senada juga dikatakan Nasution, Rusli, Husin dan Amin yang mengaku berasal dari Kabupaten Langkat. Mereka ada yang datang dari Pangkalan Brandan, Tanjung Pura, Stabat dan Binjai, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Agen-agen butut itu mengaku membeli barang butut yang dijual oleh anak-anak dan orang dewasa di Aceh Tamiang yaitu besi Rp 2.000/Kg, plastik/atom Rp 2.000/Kg, aluminium Rp 15.000/Kg dan tembaga/ kuningan mereka berani membayar dengan harga yang bervariasi yaitu Rp 35.000 sampai dengan Rp 40.000/Kg. "Rezeki kami mebeli barang butut ini sangat memuaskan bagi kami yang datang dari jauh ke Aceh Tamiang ini," ungkap agen-agen barang butut itu yang tidak bersedia menyebutkan angka keuntungan yang mereka peroleh dari hasil memburu dan membeli barang butut di Aceh Tamiang itu. Sedangkan sejumlah anak-anak yaitu Uden, 8, Zulfan, 11, Andi, 9, Eka, 9, yang mengumpulkan barang bekas (butut) di lokasi pembuangan sampah dan lumpur di Karang Baru, ketika ditanya baru-baru ini mengatakan mereka setiap hari memperoleh hasil menjual barang bekas sebesar Rp 6.000 sampai dengan Rp 10.000. Hal senada juga diungkapkan Soleh, 17, Salamah, 16, dan Salmiah, 15. Mereka mengaku bisa memperoleh uang sebesar Rp 10.000 hingga mencapai Rp 20.000 per hari. Begitu juga Nurhayati, 29, mengakui dirinya kadang-kadang bisa dapat uang Rp 15.000 per hari. "Sebenarnya kami ingin mencari barang-barang berharga berupa emas dan barang berharga lainnya. Tetapi tidak ada barang-brang berharga yang dibuang di sini, paling-paling barang bekas berupa besi, plastik, aluminium dan kuningan serta papan-papan dan kayu-kayu bekas perabot rumah tangga saja serta lumpur bercampur sampah yang paling banyak dibuang di lokasi ini," ungkap warga Karang baru itu. Sedangkan seorang warga Aceh Tamiang yang biasa disapa Pak Zul, mengaku pendapatannya menjadi agen butut memperoleh pendapatan yang lumayan. "Hasilnya lumayan yang penting pekerjaan ini halal dan tidak mengganggu orang lain," katanya tanpa bersedia menyebutkan pendapatan yang diperolehnya setiap hari dari pekerjaan yang digelutinya itu. Muhammad Hanafiah (ags)(*)   Sumber: WASPADA Online

© Airputih.or.id. All rights reserved.