Kapan Waktu Tepat memberikan pelajaran waspada ? atau beritahukan saja presiksinya ?
    IND | ENG

Kapan Waktu Tepat memberikan pelajaran waspada ? atau beritahukan saja presiksinya ?

By : Hana 03 Januari 2005 News Categori : Uncategorized

Senin, 3 Januari 2005, 13:11 WIB -- Kapan waktu tepat memberikan pelajaran waspada ? atau beritahukan saja prediksinya ?  Prediksi gempa atau bencana seolah-olah menjadi sesuatu yg ditunggu2 oleh siapa saja. Bahkan tulisan di Kompas dan IAGI-Web 2003 tahun lalu menjadi buah bibir dibeberapa milist. Berita ini menjadi "the most read news" di www.iagi.or.id http://www.iagi.or.id/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=25&mode=thread&order=0&thold=0 Seberapa pentingya sih prediksi ini untuk menyelamatkan korban ? Tentunya orang akan tertarik dengan "what next", apa yang akan terjadi, berapa nomer nomer buntut yg bakalan keluar, atau siapa yg bakalan menang sepak bola nanti .... Ramalan emang sesuatu yg sering dan selalu ditunggu-tunggu dan dicari oleh orang tertentu, termasuk anda kah ?. Apakah iya prediksi ini paling berperan mengurangi korban ?  Saya rasa akan lebih bermanfaat jika masyarakat sendiri sudah mampu membekali diri dengan "pengenalan gejala bencana" ketimbang menunggu pengumuman si tukang perintah (pemerintah  :)  tentang akan munculnya bencana dengan early warning, maupun ramalan/prediksi dari ahli geofisika/geologi. Seperti yg aku gemborkan di beberapa milist ---> "Prediksi dan peringatan dini (early warning)" itu konsumsinya orang- orang "diatas" sedangkan sosialisasi "kewaspadaan" pada bahaya di lingkungan sendiri itu konsumsinya orang "awam", macem kita-kita lah ...  :) . Skali lagi kuncinya --> Knowledge / Pengetahuan / Ilmu !!! Prediksi gempa yg keterjadiannya bisa puluhan tahun sekali, dan tsunami besar ini bisa sekali dalam ratusan tahun. Sehingga prediksi ini mungkin hanya bermanfaat utk perencanaan bendungan, jembatan, gedung2 tinggi, serta bangunan2 dan perencanaan strategis lainnya. Kesalahan prediksinyapun bisa meleset puluhan tahun, tempatnya (epicenternya) juga bisa meliputi ratusan Km persegi. Kejadiannyapun bisa sepuluh tahun lagi, seratus tahun lagi, bulan depan, atau bahkan nanti sore ! Peringatan dini ("Early warning") merupakan serangkaian sistem alat utk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam. Bisa bencana maupun tanda2 alam yg menarik utk dinikmati. Sistem peringatan dini (early warning) akan melibatkan dan membutuhkan "hardware" (alat) dan technology, juga prosedur penyampaian (software), termasuk otoritas siapa yg berhak/wajib menyampaikan (brainware). Bahkan ketika disampaikanpun belum tentu orang akan menghindar setelah tahu. Beberapa tulisan aku baca di web cukup menarik yg intinya "Apakah yg terjadi ketika kau beritahu bakalan akan ada tsunami ? .... beberapa orang akan berjejer di pantai untuk melihatnya !". Pada kenyataannya yang selamat dari bencana kemarin banyak yg sudah mengetahui gejala-gejala akan datangnya "bencana" tsunami. Sepupu saya, salah seorang dokter AD yg sedang bertugas di Aceh sana waktu kejadian, ketika mengetahui ada gempa kekuatan besar langsung melarikan diri ke tempat lain (naik gunung) dengan mobil, dan selamat. Salah seorang teman anak saya juga berceritera hal yg sama ttg selamatnya pamannya yg ada di Aceh, yaitu mengenal kemungkinan tsunami setelah merasakan gempa sempet menjemput anaknya yang akhirnya selamat. Beberapa korban adalah yg tidak tahu dan yg tidak waspada, juga terlihat dari video2 amatir. Misalnya : 1. Crita2 di media menyebutkan bahwa ketika terjadi surut sebelum tsunami justru banyak yg lari menjorok kelaut mencari ikan yg terjebak namun dirinya sendiri yang  akhirnya terjebak -> karena tidak tahu. 2. Yang lainnya akibat menonton tsunami karena ada badai tsunami pertama yg relatif lebih kecil.--> yg ini karena tertarik. Kalau anda denger apa yg terjadi di rekaman video2 amatir ini terdengar kata-kata " ... here the bigger one ... here coming again ... wow, now its huge ...etc, etc" ... artinya mereka sudah tahu sebelumnya. Namun di video itu nampak orang yg berjejer di pinggir pantai, dan terhempas !. Saat ini saya masih lagi kepingin memberikan "pengetahuan" ke masyarakat tentang bagaimana terjadinya bencana serta tanda2nya, terserahlah mereka dengan pengetahuan ini mau menonton atau menghindar, itu pilihan mereka... thats beyond my control !. Nah aku pingin bertanya kepada ahli-ahli pendidikan di negeri ini. Kapankah saat yg tepat memberikan pelajaran ttg bahaya ? - Saat inikah atau segera setelah kejadian. - Atau menunggu nanti (tahun depan) kalau sudah tenang. Perlu diingat keterjadian bencana ini puluhan tahun bahkan ratusan tahun sekali, namun rakyat Indonesia ini mnurutku termasuk yg malas belajar dan "pelupa" ... maaf. Kejadian gempa yg sekali dalam ratusan tahun ini memiliki dampak khusus dalam proses belajar umat manusia  ... its part of learning proccess. Belajar tidak harus dengan mengalami sendiri ... ini penting!! Kakek nenek saya tidak megalaminya ...Cucu saya mungkin juga tidak mengalaminya ...Tapi cicit serta cicit-cicitnya .... dalam artian "human race" ...mesti dan harus tahu dan belajar ini. Karena "cascading knowledge" atau "getok tular" inilah salah satu cara "manusia" mempertahankan rasnya. Atau manusia akan punah dimakan bencana yg tidak pernah dipelajarinya turun menurun ... "Ilmu yg disampaikan" ... skali lagi ilmu yg disampaikan turun-menurunlah yg menyelamatkan "umat manusia " dari kepunahan !! kontribusi dari Rovicky Dwi Putrohari ([email protected])

© Airputih.or.id. All rights reserved.