Kapal Tenggelam, Penumpang Hilang
    IND | ENG

Kapal Tenggelam, Penumpang Hilang

By : Hana 20 Februari 2008 News Categori : Berita

Rabu, 20 Pebruari 2008 07:07:33 Tinggi Gelombang di Kawasan Timur Capai 4 Meter Kapal Tenggelam, Penumpang Hilang Kategori: Angin / Badai (66 kali dibaca) Jayapura, Kompas - Musibah di tengah cuaca buruk dan gelombang laut tinggi dewasa ini kembali menyebabkan sejumlah orang hilang. Selasa (19/2), satu kapal kayu yang mengangkut 12 penumpang dan awak kapal dilaporkan tenggelam di perairan Yapen, Papua. Lima orang ditemukan selamat, sedangkan tujuh lainnya masih dicari. Sehari sebelumnya KM Fitria Persada juga dilaporkan tenggelam di perairan Masalembo, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Empat dari 19 awaknya masih dicari. Selama Februari ini, setidaknya tercatat sejumlah kecelakaan laut yang menyebabkan beberapa awak kapal atau nelayan hilang akibat cuaca buruk dan diterjang ombak. Pada 1 Februari, misalnya, satu kapal rute Semarang (Jawa Tengah)-Pontianak (Kalimantan Barat) tenggelam di Laut Jawa. Pada 6 Februari, baru satu orang yang ditemukan selamat di perairan Lamongan, Jawa Timur. Kapal kayu Soal kecelakaan di perairan Papua, Bupati Yapen Daud S Betawi menjelaskan, kapal yang mengalami musibah itu berangkat dari Waren, ibu kota Kabupaten Waropen, Selasa pagi. ”Kapal itu adalah kapal kayu yang menggunakan motor. Kapal tersebut dalam pelayaran menuju Serui, ibu kota Kabupaten Yapen. Sekitar pukul 12.00 WIT, kapal memasuki perairan Yapen dan tenggelam di sana,” paparnya. Lima korban di antaranya berhasil diselamatkan oleh kapal yang kebetulan melintas. ”Tujuh orang lainnya masih dicari, tetapi pencarian terhambat. Tim pencari baru berlayar sekitar 300 meter dari lepas pantai terpaksa kembali ke Serui karena ombak terlalu tinggi,” kata Betawi. Kepala Kantor SAR Biak Frans Ayomi dan Kepala Kepolisian Resor Yapen Ajun Komisaris Besar Imam Setiawan membenarkan kejadian itu. Namun, belum diketahui dengan pasti identitas korban selamat atau yang hilang. Menurut Betawi, warga Kabupaten Waropen hingga kini masih tergantung pada transportasi laut, satu-satunya moda transportasi yang tersedia di sana. ”Selama satu bulan terakhir tidak ada lagi pesawat perintis yang mendarat di Serui. Jadi, sekarang orang dari Yapen jika mau bepergian ke Biak harus menggunakan speedboat dengan biaya Rp 5 juta. Padahal, jauh lebih aman jika memakai pesawat perintis,” katanya. Badai Nicolas Di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun El Tari Kupang Albertus Kusbagio mengingatkan agar masyarakat tetap waspada akan gelombang laut tinggi. ”Meski badai Nicolas mulai berlalu dari NTT, cuaca buruk masih menimpa sebagian besar wilayah ini. Pelayaran masih sangat rawan kecelakaan. Hujan deras masih terjadi di sejumlah wilayah karena dipengaruhi tekanan rendah di selatan dan tenggara NTT,” katanya menjelaskan. Ia menambahkan, wilayah perairan masih cukup rawan. Tinggi gelombang di perairan NTT bisa mencapai 4 meter.((KOR/ROW))   Sumber: kompas

© Airputih.or.id. All rights reserved.