Dua Propinsi Memulai Migrasi ke Open Source, Langkah Strategis Penghematan APBD Telah Dimulai
    IND | ENG

Dua Propinsi Memulai Migrasi ke Open Source, Langkah Strategis Penghematan APBD Telah Dimulai

By : Taufik Hazan Asari 20 Agustus 2007 News Categori : Berita

Pemerintah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kementerian Negara Riset dan Teknologi serta Yayasan AirPutih, telah menyepakati untuk memigrasikan komputer-komputer yang dimilikinya ke perangkat lunak open sourse (PLOS). Proses migrasi ini akan dilaksanakan oleh Yayasan AirPutih bekerjasama dengan Jurusan Teknologi Informatika Universitas Gunadarma, Combine Resource Institution serta Yayasan Penggerak Linux Indonesia dan didukung oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi serta Hivos. Program ini sendiri bertajuk "Sosialisasi Open Source dan Pengembangan Helpdesk Nasional". "Dalam jangka pendek, tujuan migrasi di dua propinsi ini adalah merumuskan masterplan migrasi open source," kata Imron Fauzi, Program Manager Open Source Yayasan AirPutih. "Dalam jangka panjang, propinsi yang sudah melakukan migrasi open source bisa mengurangi ketergantungan pada perangkat lunak yang mahal dan tertutup." Dalam program ini juga, setidaknya sebuah kantor milik pemerintah, sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal yang bergerak di isu perempuan, sebuah institusi pendidikan serta sebuah kantor usaha kecil dan menengah juga akan dimigrasikan secara total. Migrasi meliputi instalasi perangkat lunak open source, training bagi pengguna dan penyusunan manual atau dokumentasinya. Migrasi yang dilaksanakan, diawali dengan assesment untuk mengetahui jumlah komputer beserta spesifikasi dan penggunaannya di kantor-kantor pemerintah dalam wilayah sample. Wilayah sample di NAD meliputi Pemerintah Propinsi NAD, Pemerintah Kota Lhokseumawe, Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan di DIY meliputi Pemerintah propinsi Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, dan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Setelah data diperoleh, akan dikembangkan sebuah sistem operasi berbasis open source yang bisa menjawab kebutuhan. Dilengkapi dengan manual dan sistem pendukung lainnya, misalnya repository lokal serta persiapan layanan help desk secara online. Sebagai langkah pertama, Yayasan AirPutih beserta partner-partnernya akan mengadakan sebuah diskusi di masing-masing propinsi. Diskusi ini bertujuan untuk menggalang masukan dan menyamakan persepsi mengenai open source. Dalam diskusi yang diselenggarakan pada 27 Agustus di NAD serta 4 September di DIY, direncanakan dihadiri oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman dan Gubernur masing-masing propinsi. Diskusi akan berlangsung terbuka dan diikuti oleh para wakil dari masing-masing wilayah yang akan di-migrasi serta elemen-elemen lain dalam bidang IT di setiap wilayah. Misalnya Kantor Pengelola Data Elektronik, Komunitas Pengguna Linux Indonesia dan sebagainya. Dalam diskusi itu, Rapin Murdiardjo dari ICT Watch akan memberikan materi mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Lisensi PLOS. Sedangkan Rusmanto dari Yayasan Penggerak Linux Indonesia akan memaparkan mengenai Nilai Strategis Migrasi ke PLOS dan Standardisasi Dokumen. Diskusi akan ditutup dengan demo instalasi Linux secara mudah dan cermat serta klinik PLOS oleh Onno W. Purbo. Langkah terakhir dalam rangkaian program yang akan berjalan selama dua tahun ini adalah pengembangan help desk open source nasional. Pengembangan help desk open source nasional, akan menjadi sebuah pusat rujukan semua kebutuhan PLOS. Mulai dari repository, klinik, forum, artikel, manual dan dokumentasi serta online support lainnya. I Made Wiryana, tokoh teknologi informasi Indonesia, menyatakan bahwa help desk nasional merupakan sebuah bagian tak terpisahkan dari strategi jangka panjang implementasi PLOS di Indonesia. I Made Wiryana yang juga Dewan Pengawas Yayasan AirPutih ini menambahkan, bahwa help desk asional PLOS ini nanti akan dikelola bersama oleh para pelaku PLOS secara kolaboratif. Keseluruhan rangkaian program ini menganggarkan biaya sebesar 650 juta rupiah, yang bersumber dari Yayasan AirPutih, Hivos serta Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Daftar kontak: Project Manager Open Source Yayasan AirPutih, Imron Fauzi, [email protected], 081574860710. Dewan Pendiri Yayasan Penggerak Linux Indonesia, Rusmanto, [email protected], 08129204004. Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma, Dr.-Ing. Adang Suhendra, SSi,SKom,MSc., [email protected], 08561086935. Project Manager Open Source Combine Resource Institution, Akhmad Nasir, [email protected], 0811256850. Programme Officer ICT/Media & HIV/AIDS Hivos, Shita Laksmi, [email protected] Asisten Deputi Urusan Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek pada Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Ir. Kemal Prihatman M. Eng, [email protected], 0811142001. Mengenai Yayasan AirPutih: Awalnya, AirPutih didirikan secara spontan beberapa hari setelah tsunami melanda NAD dan kawasan pantai barat Sumatera, dengan dukungan komunitas IT Indonesia. Dalam perkembangannya, AirPutih kemudian kemudian menjadi yayasan yang menyediakan layanan IT bagi masyarakat di kawasan terlanda bencana. AirPutih turut memfasilitasi akses informasi cepat berbasis internet di NAD, Nias, Pangandaran, Sumatera Utara dan Yogyakarta. Kini AirPutih memantapkan pilihan gerak sebagai fasilitator teknologi informasi dengan membawa semboyan connecting the unconnected. Beberapa program AirPutih di antaranya, pembuatan aplikasi dan sistem informasi Tsunami Early Warning System (dengan Badan Meteorologi dan Geofisika), sosialisasi perangkat lunak open source, penyediaan hosting gratis bagi komunitas dan lembaga masyarakat (dengan IndosatM2), pengembangan portal-portal knowledge sharing (www.oke.or.id, www,mediacenter.or.id; dengan IndosatM2), pelatihan penggunaan IT secara mudah dan murah serta mengembangkan layanan SMS partisipasi masyarakat melalui SMS 9731 (dengan XL, Indosat, dan Telkomsel). Tak lupa, ICT Emergency Response Team (dengan mobile V-SAT IndosatM2), yang menjadi tim cepat tanggap pelayanan IT di kawasan yang terlanda bencana. Yayasan AirPutih Jl. Ciomas I No. 20B Kebayoran Baru - Jakarta Selatan Telp./Fax. 021 72798924 www.airputih.or.id [email protected] Mengenai Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI): Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) adalah organisasi non-profit yang bergerak dalam bidang pengembangan software dan sumber daya manusia di bidang Linux dan Free/Open Source Software (FOSS) lainnya di Indonesia, termasuk penyelenggaraan sertifikasi profesi (dalam proses persiapan). Kegiatan YPLI lainnya adalah memberikan advokasi, menyediakan pembicara seminar, dan menyusun dokumen-dokumen dalam bahasa Indonesia tentang Linux/FOSS. Salah satu karya YPLI yang dilisensikan sebagai milik masyarakat umum (GNU GPL atau sesuai lisensi program yang disertakan) adalah distro Linux BlankOn yang beralamat di http://blankonlinux.or.id. BlankOn rilis pertama (versi 1.x) berbasis distro Fedora. BlankOn rilis kedua (versi 2.x) dan seterusnya direncanakan berbasis distro Ubuntu. Pengembangan BlankOn 2 berkoordinasi dengan komunitas Ubuntu Indonesia dengan alamat web di http://wiki.ubuntu-id.org/BlankOn/. Milis komunitas pengembang BlankOn adalah [email protected]. Yayasan Penggerak Linux Indonesia LP3T Nurul Fikri Jl. Mampang Prapatan X no: 4 Telp./Fax. 021 7979 5235 www.ypli.or.id [email protected] Mengenai Combine Resource Institution: Combine, atau Jaringan Informasi Berbasis Komunitas, adalah jaringan antarberbagai sistem pengetahuan dan informasi berciri lokal yang memberdayakan komunitas miskin dan mewujudkan hubungan interdependen antarwilayah dan masyarakat. Didirikan tahun 2001, Kelembagaan Sumber Daya untuk Pengembangan Combine (Combine Resource Institution atau CRI) memfasilitasi pengembangan jaringan informasi berbasis komunitas untuk mendukung kearifan lokal, good governance dan ekonomi kerakyatan. CRI terdaftar secara hukum sebagai yayasan, yang saat ini dijalankan dari Yogyakarta oleh 12 orang staf tetap dan beberapa orang staf berbasis proyek. CRI dikenal selama ini sebagai salah satu pengembang Kaukus17 untuk pengembangan media informasi dan komunikasi forum warga se-Indonesia (www.kaukus17.org), Jaringan Radio untuk Rekonstruksi Aceh (ARRNet–Aceh Reconstruction Radio Network, www.arrnet.or.id serta Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia (MPPI), dan Yayasan Tifa dalam menyelenggarakan Konferensi I AMARC (Asosiasi Penyiaran Radio Komunitas Sedunia) Regional Asia Pasifik di Jakarta pada bulan November 2005. Combine juga dikenal sebagai pengembang situs aksi cepat tanggap gempa Yogya www.saksigempa.org. Combine Resource Institution Jl. Ngadisuryan 26 Yogyakarta, 55133 Telp./ Fax. 0274 418 929 [email protected] www.combine.or.id Mengenai Hivos: Hivos (Humanist Institute for Cooperation with Developing Countries) adalah sebuah organisasi non pemerintahan dari Belanda yang mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Hivos, bersama-sama dengan organisasi lokal di banyak negara berupaya berperan serta dalam pengembangan sebuah bangsa, dengan berkontribusi pada perjuangan keadilan dan kesetaraan berdasarkan keadilan gender. Hivos didirikan pada 1968 oleh Dutch Humanist League, the Vereniging Weezenkas (United Orphans Fund) dan Humanitas. Hivos sendiri di Indonesia, aktif sejak 1968 dan membuka kantor lokal 2004. Di bidang ICT/Media, Hivos berperan dalam penyelenggaraan Asia Source II di Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2007. Hivos juga mendukung pengembangan video komunitas secara partisipatoris di 3 banjar di Bali serta pengembangan medium tukar informasi dan pengetahuan oraganisasi masyarakat sipil melalui SatuDunia (www.satudunia.net). Hivos Jl. Brawijaya III No. 7 Kebayoran Baru - Jakarta Selatan Telp. 021 7244432 www.hivos.nl

© Airputih.or.id. All rights reserved.