Badai Amuk Pantai Selatan
    IND | ENG

Badai Amuk Pantai Selatan

By : Hana 22 Februari 2008 News Categori : Berita

Jumat, 22 Pebruari 2008 05:53:55 Tiga Perahu Terbalik, di Lumajang Warga Mengungsi Badai Amuk Pantai Selatan Kategori: Angin / Badai (90 kali dibaca) JEMBER - Pantai selatan Jawa khususnya Jember dan Lumajang, kemarin dihantam badai. Angin kencang tersebut diduga imbas badai tropis Nicholas di Australia Barat. Begitu kencangnya badai sampai-sampai tiga perahu nelayan yang melintasi Plawangan Puger hancur. Meski tak ada korban jiwa, kerugian akibat hancurnya ketiga perahu itu diperkirakan mencapai ratusan juta. Terbaliknya ketiga perahu itu terjadi sekitar pukul 04.30 kemarin. Masing-masing milik Mastur, 41 (hancur), Rafidal, 45, (hancur), dan Syaiful, 30. Semuanya warga Desa Pugerkulon, Kecamatan Puger. Selain terbalik, seluruh isi perahu tumpah. Perlengkapan mencari ikan mulai mesin, jarring, dan ikan hasil tangkapan hilang. Perahu milik Mastur misalnya, hancur berkeping-keping hanya menyisakan jaring-jaring ikan saja. Itu pun tersangkut dan tertindih batu besar di break water (pemecah ombak). Sedangkan, perahu yang hancur milik Rizal saat itu baru berangkat melaut. Baru saja sampai di Plawangan, ombak besar datang dan menghantam perahu mereka hinggga terbalik. "Seluruh anak buah kapal berenang dan menyelamatkan diri," kata Bripka Agus Riyanto, anggota Polairud, Puger, kemarin. Sementara dari Pantai Bambang Pasirian Lumajang, ketinggian ombak mencapai empat meter. Terjangan badai membuat dua rumah dan warung di Pantai Bambang rusak. Dua rumah dan warung tersebut adalah milik Slamet dan Mat yang hanya berjarak 50 meter dari bibir pantai. Selain rusak, banyak barang dagangan yang hanyut terbawa air laut. "Kemarin saya baru belanja minuman botolan dan makanan kecil buat minggu besok," ujar Slamet. Demikian halnya warung milik Mat yang terletak di timur warung Slamet. Warung dan isinya habis. Kendati air laut dengan deras masuk dengan ketinggian 60 - 70 cm, kedua rumah mereka masih berdiri. Meski demikian, bagian belakang rumah yang tepat berhadapan dengan laut sudah miring dan rusak parah karena air laut menghantam dengan membawa material bebatuan dan berbagai macam sampah. Menurut dia, usai magrib ombak besar naik ke daratan. Dia mengaku sangat terkejut sangat mengetahui air laut sudah setinggi lutut dan terus naik. "Ombaknya sangat besar dan masuk ke dalam rumah. Semula hanya selutut tapi lama-lama naik hingga paha," katanya. Karena takut rumahnya ambruk dan keselamatannya terancam, dia bersama warga terpaksa meninggalkan rumah secepatnya. "Kami mengungsi ke Bagu. Setelah airnya surut, kami langsung kembali karena takut barang-barang ada yang hilang," ujarnya seraya membersihkan rumahnya. Menurut mereka, ombak besar mulai terjadi sejak lima hari lalu hingga tak ada nelayan yang melaut. "Tapi ombak paling besar yang tadi malam (kemarin malam, Red). Biasanya nggak sampai naik ke sini," ujar kakek berkaca mata ini. Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Wisu Wasono Adi mengatakan, ombak besar tersebut memang terjadi di sepanjang Pantai Pasirian hingga Tempursari. Sementara di Kecamatan Tempeh, ombak relatif lebih kecil dibandingkan di dua kecamatan tersebut. Jika di Pasirian ombak menerjang sehabis magrib hingga sekitar pukul 20.00 - 21.00, di Tempursari ombak besar menerjang sebelum subuh hingga pagi kemarin. "Hanya ombaknya yang tinggi dan masuk ke daratan," ujarnya.((rid/zww))   Sumber: radar jember

© Airputih.or.id. All rights reserved.