Akses Telekomunikasi Pagai Selatan Terbuka
    IND | ENG

Akses Telekomunikasi Pagai Selatan Terbuka

By : Taufik Hazan Asari 20 Januari 2011 News Categori : Kolom Pembicaraan

[caption id="attachment_1351" align="alignleft" width="354" caption="Lokasi Hunian Sementara di KM 37 Pagai Selatan"]km-37-pagai-selatan[/caption] Akses komunikasi dan bantuan ke Pagai Selatan, Mentawai, salah satu daerah terparah akibat tsunami 25 Oktober 2010, makin terbuka. Sejak 18 Januari kemarin, layanan komunikasi darurat yang diselenggarakan oleh Yayasan Air Putih telah beroperasi penuh. Pagai Selatan merupakan tempat relokasi yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Mentawai untuk korban bencana tsunami. Kini, Pagai Selatan, tepatnya di KM 37, menjadi tujuan ratusan kepala keluarga (KK) yang berasal dari berbagai wilayah di Mentawai.  Ratusan KK tersebut harus melewati berbagai kendala sebelum mencapai KM 37. Mulai dari akses darat yang rusak berat akibat operasi pengusahaan hutan (HPH) di masa lalu, hingga terjangan ombak ganas yang terkenal di daerah Mentawai. Para pekerja kemanusiaan di Mentawai mencoba membuka akses ke KM 37 Pagai Selatan. Dan banyak nama-nama yang daerah yang tiba-tiba muncul ke permukaan. Misalnya Sabeugunggung, Muntei, Manonai, Mapinang dan banyak lagi lainnya. Informasi mengenai kondisi korban tsunami pun mulai teridentifikasi. Sayangnya, sebelum ini, akibat medan berat menuju ke lokasi relokasi, informasi berjalan lambat. Belum lagi pengerjaan pendataan yang masih manual, semakin memperlambat kerja misi kemanusiaan di KM 37 Pagai Selatan. Sementara, ratusan jiwa bertahan hidup dengan segala keterbatasan. Akses komunikasi berupa telepon dan radio komunikasi amatir  tidak bisa menjangkau banyak titik penting di Mentawai. bahkan, pusat kendali operasi bencana di Sikakap pun tidak bisa melakukan komunikasi keluar dan dari Sikakap. Seminggu pasca bencana, setelah melewati buruknya cuaca dan tingginya gelombang, AirPutih berhasil menghidupkan VSAT  (Very Small Aperture Terminal) untuk koneski internet darurat di Sikakap. VSAT dan koneksi internet ini merupakan sumbangan dari IndosatM2. Arus informasi pun berkembang cepat. Jumlah korban, kondisi kawasan hingga daftar kebutuhan korban bisa disebarkan ke khalayak. Lembaga Swadaya Masyarakat, pekerja kemanusian, tentara, polisi dan jurnalis serta lembaga pemerintahan memenuhi bandwidth dengan berbagai informasi mengenai Mentawai. Akses layanan telekomunikasi darurat yang awalnya direncanakan selama dua minggu pun diperpanjang. Selain berdasarkan permintaan Pemerintah Daerah Kabupaten Mentawai, juga karena masih banyak lokasi yang belum terakses sama sekali. Salah satu titik relokasi adalah di Pulau Pagai Selatan. Khususnya sepanjang KM 27, 32, 37, 39, 40, 41 dan 44. Di kawasan ini dibangun hunian sementara (huntara) bagi ribuan korban tsunami Mentawai. Masalah baru pun bermunculan. Ribuan orang yang tidak terbiasa dari pantai harus dipindahkan ke huntara. Sementara akses dan kebutuhan dasar bagi manusia, belum tersedia. Makanan, obat, selimut dan tenda dipasok oleh berbagai lembaga kemanusiaan. Sumber-sumber pendapatan dan pemenuhan kebutuhan terhenti. Salah satu kendala yang dihadapi para pekerja kemanusiaan di Pagai Selatan adalah akses telekomunikasi. Daftar kebutuhan dan kondisi korban harus dicatat manual dan dikirimkan ke Sikakap melalui jalur laut dan darat. Dengan resiko terjangan ombak dan kondisi jalan yang hancur akibat HPH. Kini, koneksi telekomunikasi darurat berbasis internet sudah terpasang di Pagai Selatan. (Zul)

© Airputih.or.id. All rights reserved.