ACEH UPDATE - Indera Akustik yang Selamatkan Hewan dari Tsunami
    IND | ENG

ACEH UPDATE - Indera Akustik yang Selamatkan Hewan dari Tsunami

By : Hana 04 Januari 2005 News Categori : Berita

Selasa, 4 Januari 2005, 21:48 WIB -Berita Umum- ACEH UPDATE - Indera Akustik yang Selamatkan Hewan dari Tsunami Menurut para ahli ilmu hewan Prancis, sepertinya hewan-hewan yang selamat dari terjangan tsunami pada 26 Desember 2004 yang menyapu kawasan pesisir pantai Samudera Hindia itu lantaran indera akustik yang dimilikinya jauh lebih tajam ketimbang yang dimiliki manusia. Gambar-gambar yang ditayangkan jaringan televisi internasional mengenai situasi di Taman Nasional Yala, sebuah margasatwa di Sri Lanka menunjukkan lokasi itu banjir karena dihantam tsunami. Tapi tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan satupun gajah yang mati. Begitu juga halnya dengan macan tutul, kijang, serigala, dan buaya. Sepanjang sejarah, ada beberapa anekdot yang menyebutkan kalau gempa bumi, gelombang yang berkaitan dengan gempa bumi, dan letusan gunung akan terjadi, maka burung-burung akan beterbangan, anjing-anjing melolong, dan kawanan hewan akan berlarian menyelamatkan diri. Jika benar itu yang terjadi, maka upaya bertahan hidup pada hewan itu tidak tepat dikatakan sebagai indera keenam, melainkan lebih kepada kemampuan yang tinggi pada pendengaran hewan. "Indera (akustik) itu berkaitan dengan vibrasi, getaran yang berkaitan dengan gempa bumi atau suara gelombang. Hewan memiliki kapabilitas yang tidak manusia miliki," kata Herve Fritz, peneliti tingkah laku hewan di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) Prancis seperti dilaporkan AFP, Selasa (4/1/2005). "Gajah memiliki komunikasi suara infra. Mereka bisa menangkap suara-suara tersebut meski berada pada jarak yang sangat jauh, mulai dari lusinan kilometer," ujarnya. Suara infra merupakan istilah untuk bunyi dengan frekuensi yang rendah, biasanya di bawah 20 hertz, yakni di bawah kemampuan pendengaran manusia. Fritz juga menyampaikan teori lain yang menjelaskan bagaimana gajah bisa mendapatkan peringatan dini mengenai tsunami. Gajah bisa saja menangkap vibrasi dari darat atau bunyi di udara yang tidak dapat didengar manusia. Tidak hanya gajah yang bisa menangkap adanya ancaman bencana melalui vibrasi. Kelinci dan hewan berkaki empat lainnya juga mampu merasakan adanya bahaya melalui tanah. Sedangkan kelelawar menggunakan bentuk sonar yang diyakini bisa mendeteksi bahaya. Direktur Kebun Binatang Paris, Anne-Claude Gauthier mengacu pada hewan-hewan lain yang telah mengembangkan sensor nonakustik dengan tingkat kecanggihan yang tinggi. Hewan-hewan itu antara lain burung merpati yang sangat sensitif berubah arah tujuan dalam tekanan atmosfir, kemudian burung dan lebah yang melakukan migrasi. Mereka memiliki kompas yang kecil sekali namun kemampuan akurasinya sangat tinggi untuk mengubah arah di medan gaya bumi. Menurut Gauthier, hewan seperti gajah, kijang, dan burung juga memiliki kode alarm yang efisien, jeritan dan tangisan khusus yang memungkinkan semua komunitas bergerak melarikan diri ketika bahaya mengintai. "Kebanyakan mamalia di darat mampu keluar dari kesulitan-kesulitan di air jika ada krisis, seperti menyeberangi sungai yang meluap," imbuh Fritz.

© Airputih.or.id. All rights reserved.