Aceh Taming Masih Terendam, 4.000 orang Mengungsi, Jalur Darat Medan-Banda Aceh Lumpuh
    IND | ENG

Aceh Taming Masih Terendam, 4.000 orang Mengungsi, Jalur Darat Medan-Banda Aceh Lumpuh

By : Hana 20 Januari 2005 News Categori : Berita

Kamis, 20 Januari 2005, 20:17 WIB -Berita Umum- Aceh Taming Masih Terendam, 4.000 Orang Mengungsi , Jalur Darat Medan – Banda Aceh Lumpuh Reporter: Misrie - Aceh Tamiang, 2005-01-20 17:41:18 Kuala Simpang, Acehkita. Banjir yang melanda beberapa kecamatan di Aceh Tamiang sejak Rabu (12/1) pekan lalu kini makin meluas. Delapan kecamatan saat ini tercatat tergenang air setinggi 1 sampai 1,5 meter. Akibatnyak, ribuan rumah tenggelam dan arus tranportasi Medan - Banda Aceh terputus akibat genangan air yang membuat ratusan kendaraan terjebak. Banjir yang sudah berlangsung selama 10 hari ini terjadi akibat meluapnya sungai di sebelah kiri dan kanan jalan yang bermuara di sungai Tamiang. Ratusan kendaraan yang menuju dan dari Banda Aceh terpaksa berhenti di beberapa tempat, kendati ratusan lainnya mengambil risiko menyeberang dan terjebak di tengah genangan air. Ratusan kendaraan ini terpaksa ditarik dengan alat berat sejenis trado milik PT Pertamina Rantau, Kuala Simpang. Sementara itu ratusan warga yang menggunakan angkutan umum jenis L-300 dan mobil pribadi juga terjerbak di beberapa titilk seperti di Desa Buket Rata, Langsa Timur serta di perbatasan Aceh - Sumtera Utara, tepatnya di Desa Seumadam. Beberapa kecamatan yang tergolong parah terendam banjir adalah Kecamatan Kejuruan Muda, Tamiang Hulu, Karang Baru, Rantoe, Seruway, Bendahara, dan Kuala Simpang. Di beberapa lokasi di kecamatan tersebut, hampir seluruh desa tergenang dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Ketinggian air ini tercatat di beberapa desa di Kecamatan Tamiang Hulu seperti Desa Bambu, Sunting, Rantoe Bintang, Alur Tani, Bandar Kalifah, Kaloy, Purwodadi, Jamboe Ramboeng, Peureupok, dan Serba. Sementara di Kecamatan Kejuruan Muda, desa-desa yang terendam meliputi Desa Aluer Seulemak, Simpang Kiri, Selamat, Tanjong Genting, Tanjong Mancang, Simpang Kanan, Sungai Liput, Seumadam, Baling Garang, Suka Makmur, Kulum, Sulum, Pematang Duren, Kumur, dan Tanjong Geulumpang. Banjir yang meluas ini telah memaksa 40.000 warga di kawasan tersebut mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi serta membuat tenda-tenda darurat layaknya korban tsunami. Dari pantauan acehkita, hanya satu dari sembilan kecamatan di Aceh Tamiang yang terbebas dari banjir yaitu Kecamatan Manyak Payed. Hingga Rabu kemarin (20/1) ratusan bus masih memenuhi terminal Kuala Simpang, menyusul tidak terlihatnya petugas dari Dinas Perhubungan yang mengatur jalan di Kota Kuala Simpang untuk menghindari kemacetan. Sementara itu, sekitar 15 kilometer sepanjang banjir dari Kota Kkuala Simpang hingga perbatasan Aceh – Sumatera Utara di Langkat, hingga tadi malam juga tidak terlihat aparat keamanan maupun pihak terkait lainnya untuk membantu masyarakat di kawasan tersebut. Hingga pukul 20.00 WIB Rabu malam, warga dan sejumlah kendaraan masih banyak terjebak di beberapa lokasi. Mereka mulai kekurangan bahan makan, karena lokasinya yang jauh dari pasar atau pusat keramaian. Penjabat Sementara Bupati Aceh Tamiang, Drs H. Ishak Juned yang dimintai keterangan wartawan kemarin mengatakan, pihaknya sudah melakukan segala upaya untuk menangani masalah ini. “Hal tersebut tidak ada masalah. Semua sudah beres kita tanggulangi,” katanya enteng. Sementara di Aceh Utara, hujan lebat yang mengguyur dalam sepekan terakhir juga telah menyebabkan banjir di Kecamatan Langkahan. Sedikitnya tiga desa terendam air dan memaksa 400 kepala keluarga mengungsi. Azhari Hasan, Humas Pemda Aceh Utara yang dihubungi wartawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan tindakan darurat dengan memberikan bantuan sejak kemarin. [dan] sumber : Acehkita.com

© Airputih.or.id. All rights reserved.