Solidaritas, Nyak-nyak Tamu Istimewa Beujroh
    IND | ENG

Solidaritas, Nyak-nyak Tamu Istimewa Beujroh

By : Hana 26 September 2005 News Categori : Berita

Senin, 26 September 2005, 18:40 WIB -Berita Umum- Solidaritas, Nyak-Nyak Tamu Istimewa Beujroh Sumber : Pusat Pemberdayaan Perempuan Beujroh Warung kopi masih tampak belum ada pembeli, beberapa pemuda lagi berjalan di depan warung itu. Tukang becak dari tadi sudah mulai mondar-mandir melintasi warung tersebut untuk mencari penumpang. Tidak jauh dari warung tersebut terletak sebuah kantor dengan papan nama  BeUJROH. Menempati ruko mungil 3 lantai dengan ukuran 6 x 8 Meter, hampir setiap harinya di penuhi oleh para pengunjung. Tak heran bila setiap pejalan kaki yang melewati kantor ini selalu meluangkan waktu untuk melihat kantor Beujroh. Matahari sudah mulai menyengat kulit, jam sudah menunjukan pukul 08.30, ruas jalan Daud Bereueh para pengguna jalan berlalulintas. Tampak 7 orang nenek yang baru turun dari angkutan umum (Red,labi-labi) menuju jalan Darma. Diusia yang senja langkah lambat juga tampak letih untuk mengayunkan kaki, tapi mereka masih punya semangat untuk berjalan, kelihatan jelas dari kejauhan. dibelakang mereka juga menyusul ibu-ibu muda, dan jumlah merekapun lebih banyak. BeUJROH yang bergerak di dalam dunia pemberdayaan perempuan mempunyai banyak program. Salah satunya program BeUJROH bergerak dalam bidang pemberdayaan ekonomi korban tsunami khususnya bagi para perempuan. Hal ini di bidangi oleh PEP (Pemberdayaan Ekonomi Perempuan), "ada beberapa asesment awal yang kita bangun, mulai dari bulan April sampai dengan Agustus. pada tahap awal kita memulai pendataan, sesudah pendataan dengan akurasi data yang bagus maka baru kita berikan modal bagi mereka, selain itu kita juga memberikan training kewirausahaan" Ungkap Uswah salah seorang dari staf PEP BeUJROH. Modal bagi para pedagang kaki lima yang di khususkan untuk perempuan itu merupakan salah satu program BeUJROH. Kedatangan perempuan ke kantor Beujroh pada selasa (20/9) kemarin merupakan tahapan yang harus mereka lalui. Pendataan bagi mereka betul-betul akurat," pedagang kaki lima yang datang itu sebelumnya berjualan di Pasar Aceh, Kedah, Peunayong, dan beberapa tempat lainnya yang terkena efek tsunami" jelas Rita. Nyak Ramlah, salah satu nyak-nyak pedagang kali lima di Kedah mengungkapkan" saya sangat merasa senang dengan usaha anak-anak kami (BeUJROH), pemberian modal dan latihan dagang yang kami peroleh nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan kami". Hampir puluhan tahun popresi ini dia geluti, dulu dia sempat berjualan di terminal Keudah. Tsunami bukan saja menghancurkan dagangannya tapi semua harta benda yang di peroleh dari hasil penjualan sayur-mayur yang dia geluti. Sekarang dia menjual daganganya di pasar Lambaro, hal ini harus dilakukan, walaupun harus berpindah-pindah tempat karena di Keutapang masih rawan dengan genangan air. Ibu yang berumur 62 tahun ini terpaksa harus menjalani karena masih mempunyai tanggung jawab atas ekonomi keluarganya. "Fenomena sosial yang membangkitkan semangat kami untuk selalu berperan aktif dalam menunjang kesejahteraan kaum perempuan. BeUJROH merupakan salah satu representatif masyarakat, dan kami selalu akan mencari solusi terhadap persoalan perempuan serta mencoba menjadi Agen Of Change (Agen Perubahan) di tengah-tengah musibah. Inilah bentuk solidaritas kami terhadap berbagai persoalan perempuan di NAD", Jelas salah seorang staff BeUJROH dengan tersenyum.

© Airputih.or.id. All rights reserved.