Ratusan KK Pengungsi Belum Punya Rumah
    IND | ENG

Ratusan KK Pengungsi Belum Punya Rumah

By : Hana 26 Mei 2006 News Categori : Berita

Jumat, 26 Mei 2006, 18:05 WIB -Berita Umum- LHOKSEUMAWE Ratusan KK Pengungsi Belum Punya Rumah Sumber : acehkita.com

Reporter : Armia AM

Lhokseumawe, acehkita.com.  Sebanyak 960 jiwa atau 225 kepala keluarga (KK) pengungsi korban tsunami dari tiga desa di Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, hingga kini masih menempati barak relokasi pengungsian Desa Mon Geudong. Para pengungsi itu berasal dari Desa Pusong Baroe, Keude Aceh, dan Pusong Lama.

Umumnya, mereka belum mendapatkan rumah bantuan, baik dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias maupun dari NGO lokal dan internasional. Para pengungsi mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab mereka belum tersentuh rumah bantuan.

Walaupun dalam beberapa bulan lalu, pemerintah merencanakan akan membangun rumah mereka di Desa Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, di atas tanah seluas 10 hektar. Namun, hingga saat ini, tanah yang telah dibebaskan oleh BRR belum ada tanda-tanda akan dibangun rumah.

”Kami di sini tidak tahu kenapa pemerintah dan NGO belum juga membangun rumah untuk kami. Sedangkan pengungsi lain di Kota Lhokseumawe sudah mendapatkan rumah bantuan, seperti di Kecamatan Blang Mangat,” kata Zakaria (45), ketua barak pengungsian Desa Pusong Baro kepada acehkita.com, Kamis (25/5).

Ia mengatakan, seharusnya Pemerintah Kota Lhokseumawe lebih tanggap terhadap kehidupan para pengungsi yang masih menempati barak pengungsian. Akan tetapi para pengungsi juga tidak dapat berbuat banyak, karena apapun kenyataan yang terjadi terpaksa menerimanya dengan lapang dada.

”Kan ini bersifat bantuan dan kami juga saat ini tidak sanggup untuk membangun rumah. Untuk biaya hidup keluarga saja susah,” lanjutnya.

Zakaria juga menyebutkan, dalam beberapa hari lalu ada sebuah NGO asal Jerman berjanji akan membangun 87 unit rumah tipe 45 untuk pengungsi Pusong Baro, yang direncanakan pada bulan Juni mendatang.

Untuk itu, ia berharap NGO tersebut dapat memenuhi janjinya kepada masyarakat. ”Tetapi kalau kita dengar dari janji itu, kami bisa percaya sudah 90 persen akan dilakukan pembangunan rumah. Namun kami juga tidak tahu bagaimana realisasinya nanti,” sebut dia.

Ibrahim (50), warga pengungsi Pusong Baro, mengatakan, sebelumnya pihak BRR juga sudah pernah datang ke barak pengungsian untuk mencatat jumlah warga yang tinggal di barak Mon Geudong.

”Mereka cuma mencatat saja, seperti luas tanah lokasi rumah yang hancur akibat tsunami. Tetapi bukan membangun rumah,” katanya. [dzie]

© Airputih.or.id. All rights reserved.