Muncul Kawasan Rawan Longsor Baru
    IND | ENG

Muncul Kawasan Rawan Longsor Baru

By : Hana 24 April 2008 News Categori : Berita

Kamis, 24 April 2008 13:30:52

Mitigasi Bencana

Muncul Kawasan Rawan Longsor Baru

Kategori: Umum (42 kali dibaca)

JOGJA - Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mengembangkan penelitian di bidang mitigasi bencana. Menggandeng Norwegian Geotechnical Institute (NGI), universitas negeri tertua ini memetakan berbagai kawasan rawan longsor di Indonesia. Pemetaan dilakukan sebagai landasan pembuatan peta dan sistem peringatan dini untuk bencana tanah longsor.

Ketua Jurusan Program Studi Geoinformation for Spatial Planning and Risk Management Dr Sudibiyakto mengungkapkan, tingginya intensitas hujan pada musim kali ini membentuk kawasan rawan longsor baru. Beberapa lokasi yang sebelumnya daerah aman, telah berubah menjadi daerah rawan bencana.

"Seperti Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar dan Gedangsari di Gunungkidul merupakan daerah rawan longsor baru," papar Sudibiyakto di sela-sela Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Gedung Pascasarjana UGM, kemarin.

Ia mengungkapkan, selain kedua lokasi ini ada beberapa kawasan aman lain di Indonesia yang saat ini telah berubah status menjadi rawan longsor. Namun sampai saat ini masih dilakukan pemetaan. "Makanya, kegiatan ini juga dalam rangka pemetaan wilayah," paparnya.

Ia menjelaskan, salah satu penyebab utama timbulnya kawasan rawan lonsor baru adalah curah hujan yang tinggi pada tahun ini. Curah hujan yang tinggi dan terus menerus telah mengakibatkan kepadatan tanah menjadi berkurang. "Bukan hanya di kawasan pegunungan dan perbukitan, di dataran rendah yang berada di pinggir sungai saat ini juga mulai masuk kategori rawan longsor," urai pria yang juga Direktur Regional Capacity Enhachement for Lanslides Impact Mitigation (INCLAIM) Indonesia ini.

Meski hujan masih akan terjadi, sampai akhir bulan ini ancaman tanah longsor di Indonesia sangat kecil terjadi. "Memang hujan masih akan terjadi, tapi kemungkinan terjadi longsor sangat kecil. Untuk banjir dan angin masih sangat mungkin, jadi masyarakat harus tetap waspada," pintanya.

Di sisi lain Sudibiyakto memaparkan, selain memetakan kawasan rawan baru, pelatihan juga akan merumuskan sistem peringatan dini untuk bencana tanah longsor. Norwegia, katanya, merupakan salah satu negara yang berpengalaman dalam pengendalian tanah longsor.

"Kami juga ingin sharing agar nantinya bisa diterapkan di Indonesia," paparnya. Selain dengan NGI, acara ini juga menggandeng Asian Disaster Preparedness Center (ADPC) Thailand.((sam))

 

Sumber: radar jogja

© Airputih.or.id. All rights reserved.