Masyarakat Sumut Diminta Waspadai Bencana Alam
    IND | ENG

Masyarakat Sumut Diminta Waspadai Bencana Alam

By : Hana 29 Januari 2007 News Categori : Berita

Senin, 29 Januari 2007 16:07:29

Masyarakat Sumut Diminta Waspadai Bencana Alam

Kategori: Sumut-NAD (275 kali dibaca)

Masyarakat Sumut Diminta Waspadai Bencana Alam

[MEDAN] Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Rudolf M Pardede meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam khususnya gempa bumi. 
Hal itu disebabkan Provinsi Sumut dilalui tiga segmen patahan, yakni Patahan Renun, Toru dan Angkola sepanjang 475 kilometer (km).
Ketiganya merupakan sumber dan jalur perambatan gempa bumi di darat. Diperkirakan mulai terjadi pengulangan siklus gempa bumi di sepanjang patahan Renun, Toru dan Angkola serta aktivitas zona subduksi di pantai Barat Sumatera Utara. 
"Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), daerah yang berada dalam pengaruh tiga patahan tersebut yakni Kabupaten Pakpak Barat, Dairi, Karo, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal," ujar Kepala Badan Informasi dan Komunikasi (Bainfokom) Sumut H Eddy Syofian melalui Government Information Service (GIS) kepada Pembaruan, Senin (29/1), di Medan. 
Eddy menjelaskan, selain jalur gempa di darat, di Sumut juga dijumpai pusat-pusat gempa di laut.
Pusat-pusat gempa di laut ini ditemukan wilayah di pantai Barat Sumatera Utara dengan panjang 400 Km, serta dapat menimbulkan tsunami. 
"Untuk itulah, Gubernur Rudolf Pardede sudah mengeluarkan surat edaran Nomor 360/169 tertanggal 9 Januari 2007 kepada seluruh bupati/wali kota se-Provinsi Sumut untuk mengambil langkah-langkah antisipasi. Langkah tersebut diperlukan untuk meminimalisir kerusakan sarana dan prasarana serta korban jiwa," ujar Eddy.
Buat Pemetaan 
Diungkapkan, dalam surat tersebut dikatakan Gubernur Pardede menegaskan bahwa gempa bumi berskala kuat pernah beberapa kali terjadi pada patahan Renun, Toru, dan Angkola, di antaranya di Kabupaten Karo tahun 1936 berkekuatan 7,2 SR, kabupaten Dairi tahun 1921 kekuatan 6,8 SR, Taput-Humbahas-Toba Samosir tahun 1941 dan 1975 kekuatan 6,0 SR serta tahun 1987 berkekuatan 6,4 SR, Kabupaten Tapsel tahun 1873 kekuatan 6,0 SR, Madina tahun 1892 kekuatan 6,0 SR dan Tapteng tahun 1934 berkekuatan 8,0 SR. 
Mengutip surat Gubernur Sumut, kata Eddy, mencermati kejadian gempa bumi di Desa Guru Kinayan Kabupaten Karo 1912 kekuatan 4,2 SR, Padangsidimpuan 9 September 2006 kekuatan 5,2 SR, Tebing Tinggi 1 Desember 2006 berkekuatan 6,3 SR, Nias 2 November 2006 5,5 SR dan Muara Sipongi Madina 18 Desember 2006 5,6 SR, diperkirakan mulai terjadi pengulangan siklus gempa bumi di sepanjang patahan Renun, Toru dan Angkola serta aktivitas zona subduksi di pantai Barat Sumatera Utara. 
"Gempa bumi sampai saat ini tidak bisa diprediksi kapan datangnya. Karena itu, Gubernur meminta bupati/walikota melakukan pemetaan zona kerawanan di sepanjang patahan Renun, Toru dan Angkola. Selain itu juga perlu dipetakan resiko bencana gempa terhadap tata ruang kabupaten/kota," tandas Eddy. 
Ditambahkan untuk jangka pendek, kepala daerah di Sumut diminta melakukan kegiatan mitigasi berbasis masyarakat khususnya di daerah yang berada di jalur patahan. "Juga perlu sosialisasi ke masyarakat tentang upaya-upaya penyelamatan jiwa manusia bila bencana gempa terjadi," ungkapnya.(151)

 

Sumber: Suara Pembaruan

© Airputih.or.id. All rights reserved.