Laporan Aktivitas Ngawi dan Bojonegoro
    IND | ENG

Laporan Aktivitas Ngawi dan Bojonegoro

By : Taufik Hazan Asari 18 Januari 2008 News Categori : Berita

Di penghujung akhir tahun 2007 ditutup dengan hujan merata di sepanjang pulau Jawa. Termasuk pada bagian hulu Sungai Bengawan Solo daerah Kabupaten Wonogiri (Bendungan Gajah Mungkur) dan hulu Sungai Bengawan Madiun daerah Kabupaten Ponorogo (Gunung Wilis). Kondisi kedua bendungan tersebut mengalami pendangkalan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Hujan penghujung akhir tahun 2007 menyebabkan bendungan tidak mampu menampung derasnya air yang masuk. Langkah yang harus diambil adalah membuka pintu bendungan, untuk menghindari jebolnya bendungan. Aliran Sungai Bengawan Solo mulai dari Wonogiri, Solo, Sragen, dan menjadi satu dengan Sungai Bengawan Madiun di Ngawi kemudian mengalir ke Cepu, Bojonegoro, Lamongan, sampai ke muara di Tuban dan Gresik. Sedangkan aliran Sungai Bengawan Madiun mulai dari Ponorogo, Madiun, kemudian bertemu dengan Sungai Bengawan Solo di Ngawi. Selanjutnya mengalir ke Cepu, Bojonegoro, Lamongan dan bermuara di Tuban dan Gresik. Meluapnya kedua sungai tersebut menyebabkan banjir dan terisoliasinya Ngawi serta melumpuhkan salah satu jalur transportasi dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selain karena perubahan iklim. Sebab utama banjir, tentunya karena pegundulan hutan, ingat saat 1998-1999 atas nama rakyat dan reformasi, masyarakat berbondong-bondong menebang dan menjarah hutan. Akibatnya banjir ketika hujan dan kekeringan saat kemarau. Â Provinsi Jawa Timur jumlah pengungsi sebanyak 13.010 orang, yang terdiri dari 10.513 orang di Kab. Lamongan, 1.800 orang di Kab. Bojonegoro dan 697 orang di Kab. Gresik. Pengungsi di Kab. Tuban telah pulang ke rumahnya masing-masing (data dari Bakornas). Mengenai jumlah total korban meninggal sampai dengan 14 Januari 2007 sebanyak 34 orang di Jawa Timur. Total jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda 21 kab/kota di Jawa Timur sebanyak 858 unit rusak berat, 1.850 rusak ringan dan 61.188 rumah terendam. Sebagian besar rumah terendam berada di Kab. Bojonegoro, yaitu sebanyak 32.652 unit. Puluhan fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, ruas jalan, jembatan dan bendungan, serta ribuan hektar lahan pertanian dan tambak mengalami kerusakan (data Bakornas). Melihat kondisi seperti ini Yayasan AirPutih bersama IndosatM2 pada tanggal 28 Desember 2007 memberangkatkan timnya untuk menggelar infrastruktur ICT secara darurat. Laporan kegiatan selengkapnya bisa diunduh di sini. Download Laporan Aktivitas Ngawi dan Bojonegoro [dm]2[/dm]

© Airputih.or.id. All rights reserved.