Kota Tenda Dompu Kota yang Jauh
    IND | ENG

Kota Tenda Dompu Kota yang Jauh

By : Hana 30 November 2007 News Categori : Uncategorized

Jumat, 30 November 2007 11:15:09 BENCANA ALAM Kota Tenda Dompu Kota yang Jauh Kategori: Gempabumi (225 kali dibaca) Gempa di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, berkekuatan 6,7 skala Richter, Senin (26/11) dini hari lalu, telah mengubah dua hal seketika: munculnya insting traumatis penduduk dan pemandangan kota yang nyaris jadi kota tenda. Nyonya Nani (bukan nama sebenarnya), warga Kompleks Perumahan BTN Simpasae, Dompu, adalah salah seorang warga yang mengalami trauma. Saat terjadi gempa "susulan" Selasa pukul 10.38, ia terbirit-birit keluar rumah. Ia baru tersadar setelah gempa reda. Ia berdiri ketakutan di halaman hanya mengenakan pakaian dalam. Ia kini mudah panik. Saladin Hasan, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Dompu, mengaku minta tolong istrinya menunggu di depan pintu kamar mandi. "Biar cepat kabur kalau gempa," katanya. "Saat di kamar mandi, saya memakai helm, khawatir kepala tertimpa batu bata jatuh kalau ada gempa susulan," tutur Soehartomo, Kepala Dinas Kesehatan Dompu, menambahkan. Rumahnya retak-retak dan pilar-pilar penyangganya miring. Sumiati, warga Dusun Saka, Desa Mangge Asi, Kecamatan Dompu, pun kini menggoreng biji kopi di halaman rumah. "Ya karena takut gempa lagi, Pak." Warga Dompu yang berjumlah 206.126 jiwa itu mengubah cara hidup mereka, entah sampai kapan. Siang hari, sebagian dari mereka berani beraktivitas di dalam rumah yang rusak dan belum diperbaiki, tetapi malam hari mereka umumnya tidur di tenda-tenda. Entah di halaman rumah, di gang, di jalan kampung, lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis, areal pemakaman, atau tempat terbuka lain dekat perkantoran. Kota Dompu ibarat "kota tenda" setelah gempa merusakkan 6.320 rumah penduduk, 200 bangunan kantor, sekolah, dan rumah ibadah. Getaran gempa yang menewaskan 2 anak balita, 29 orang luka berat, dan 72 orang luka ringan itu juga dirasakan di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kerusakan relatif merata di delapan kecamatan di Dompu. Kerusakan bangunan yang dominan terjadi di bagian utara Dompu, misalnya di Kecamatan Kilo, Menggelewa, dan Kempo. Sebutlah Kantor Dinas Perkebunan, Dinas Perhubungan, Rumah Juru Bendung Irigasi Baka, LP Dompu, Masjid Agung Dompu, Kantor Camat Kilo, Kantor Desa Mbuju, Kantor Desa Kiwu (rata dengan tanah), Kantor Polsek Kilo, dan Pura Manggelewa, masing-masing rusak beragam. Di bagian tengah kerusakan terjadi di Kantor Dinas Perikanan, Lembaga Kredit Pedesaan Monta, Kantor Kabupaten (Sekda), semuanya di Kecamatan Dompu. Warna jingga, biru, atau hijau dari tenda-tenda bertebaran di mana-mana. Kota kabupaten di Pulau Sumbawa ini berada di ceruk pegunungan (salah satunya Gunung Tambora), menyisakan tanah datar Dompu yang dipagari pegunungan di kejauhan. Di baliknya ceruk laut dalam menjadi teluk-teluk indah, seperti Teluk Saleh, di sisi barat, Teluk Cempi dengan Pantai Hu’u yang terkenal. Teluk Sanggar di utara Dompu, serta Teluk Bima di sisi timur. Dompu adalah kota udang, kota ikan bandeng, dan bagian dari berkah Pulau Sumbawa sebagai penghasil ternak sapi, dengan ribuan hektar tanah peternakan. Sayangnya, seperti umumnya kawasan timur Indonesia, Dompu lemah dalam infrastruktur semua moda transportasi. "Untuk memberikan bantuan ke Desa Kiwu yang jaraknya 70 kilometer saja, masalah di sini," kata Rusdin, Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Dompu. Untuk 50 kilometer pertama aspalnya tambal sulam, 20 kilometer sisanya jalan berlubang. Beratnya transportasi terbayang dari lama dan sulitnya jalan. Maka bantuan lewat darat, dari Ende atau Maumere di NTT—termasuk usaha Kompas meliput gempa ini dari Ende dan Mataram—harus ditempuh 15-21 jam perjalanan nonstop. Dari Ende butuh 6 jam mencapai pelabuhan Labuhan Bajo. Kalau dari Maumere, butuh 8 jam ke Pelabuhan Bajo. Dari sana dengan feri 6,5 jam untuk mencapai Pelabuhan Supa (di Pulau Sumbawa). Selanjutnya butuh 2-3 jam dengan mobil sampai di Dompu. Jika datang dari Mataram, Lombok, butuh waktu 2 jam mencapai Pelabuhan Kayangan (di Lombok Timur), disambung feri 2 jam ke Pelabuhan Poto Tanos (Sumbawa), dan masih butuh lagi 7 jam nonstop bermobil sampai Dompu. Tak ada penerbangan langsung Maumere (NTT)-Bima. Kalau ingin ke Bandara Sultan Salahuddin, Bima, orang harus lewat Mataram atau Denpasar. Penerbangan Mataram-Bima 3 kali seminggu setiap Sabtu, Senin, dan Rabu hanya sekali penerbangan. Sedangkan Denpasar-Bima setiap hari. Dompu yang indah begitu jauhnya....(SAMUEL OKTORA dan KHAERUL ANWAR)   Sumber: kompas

© Airputih.or.id. All rights reserved.