Komunikasi Prabencana Belum Terbangun
    IND | ENG

Komunikasi Prabencana Belum Terbangun

By : Hana 19 Juli 2008 News Categori : Uncategorized

Sabtu, 19 Januari 2008 05:21:49 Komunikasi Prabencana Belum Terbangun Kategori: Umum (14 kali dibaca) YOGYAKARTA, KOMPAS - Kegagalan penanggulangan bencana alam secara efektif bisa jadi disebabkan belum terbangunnya komunikasi antara warga dan pemerintah mengenai informasi prabencana. Informasi ini antara lain dapat berisi gejala dari bencana itu sendiri maupun perilaku siaga bencana. "Kesadaran untuk mengomunikasikan informasi prabencana tersebut belum ada. Padahal, proses itu juga dilakukan tidak hanya selama dan setelah bencana terjadi," kata dosen jurusan komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, I Gusti Ngurah Putra, Kamis (17/1). Ngurah Putra, yang hari itu menjadi pembicara dalam Diskusi Publik "Membangun Komunikasi Efektif Penanggulangan Bencana dan Aksi Peduli Bencana Lewat Pengumpulan Sejuta Buku" di Kantor Badan Informasi Daerah Provinsi DIY, menambahkan, justru ketika bencana selesai, komunikasi menjadi sulit dilakukan akibat rusaknya sarana dan prasarana. Dengan demikian, tak jarang koordinasi penanganan pascabencana justru gagal mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian material lain. Perwakilan Asosiasi Pers Indonesia (API) cabang Jakarta, Kusuma Prabawa, menuturkan, belum terbangunnya komunikasi informasi prabencana membuat warga bingung dan panik karena tidak tahu harus berbuat apa. Warga juga tak bisa bertindak proaktif untuk mencari informasi karena pola komunikasi yang terbina selama ini lebih bersifat satu arah, yakni dari pemerintah kepada masyarakat. "Dampak lain yang dapat terjadi adalah tidak terlibatnya masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait penanganan bencana. Ini tentu mengkhawatirkan, mengingat masyarakat tentu lebih mengenal wilayahnya sendiri daripada tim penyelamat," kata Kusuma. Berkaca dari fakta dan pengalaman yang terjadi, sejumlah solusi pun dikemukakan dalam forum diskusi itu. Salah satu yang paling ditekankan adalah perlunya pemberian materi pendidikan prabencana secara efektif kepada warga yang tinggal di daerah rawan. Dalam hal ini, selain didukung pemerintah, para ahli kebencanaan pun harus turut berpartisipasi. Materi yang diberikan sebaiknya mencakup kemampuan untuk dapat melakukan proses rehabilitasi dan pemulihan secara mandiri pascabencana alam. "Pendidikan prabencana juga sebaiknya dilengkapi dengan informasi mengenai perkembangan kondisi alam secara valid dan lengkap, dengan begitu masyarakat bisa semakin waspada dan lebih tanggap," ungkap Kusuma.((YOP))   Sumber: kompas

© Airputih.or.id. All rights reserved.