Banjir dan Longsor, Ribuan Warga Tahuna Mengungsi
    IND | ENG

Banjir dan Longsor, Ribuan Warga Tahuna Mengungsi

By : Hana 18 Januari 2007 News Categori : Berita

Kamis, 18 Januari 2007 10:17:28 Banjir dan Longsor, Ribuan Warga Tahuna Mengungsi Kategori: SULUT (99 kali dibaca) Tahuna, Kompas - Ribuan siswa SD hingga SMA terpaksa diliburkan setelah bangunan sekolah mereka digunakan oleh ribuan warga yang mengungsi akibat banjir dan tanah longsor di Tahuna, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Pemerintah setempat kekurangan bangunan fasilitas umum untuk menampung pengungsi yang kini mencapai 4.850 jiwa. Semestinya para siswa memulai proses belajar pada 15 Januari lalu, tetapi karena bangunan sekolah digunakan ribuan pengungsi, para siswa terpaksa diliburkan. Ribuan pengungsi tersebut berasal dari 12 kelurahan di empat kecamatan. Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang yang meninjau lokasi bencana di Kota Tahuna dan Tabukan Utara, Rabu (17/1), menyatakan prihatin atas musibah banjir dan tanah longsor. "Saya meminta bupati agar segera mencari fasilitas umum lainnya agar tidak mengganggu proses belajar-mengajar siswa," katanya. Seusai melakukan peninjauan dan berdialog dengan masyarakat korban bencana, Sarundajang langsung menggelar rapat dengan unsur Pemerintah Kabupaten Sangihe di rumah dinas bupati. Bupati Sangihe Winsulangi Salindeho mengatakan, puluhan sekolah di Tahuna terpakai untuk menampung pengungsi karena keterbatasan sarana. Tanah longsor dan banjir tersebut telah merontokkan jaringan infrastruktur dan bangunan. Dilaporkan sekitar 450 rumah penduduk rusak berat, dua jembatan putus, dan jaringan air serta telekomunikasi lumpuh. Jembatan Malebuh Dua di Kelurahan Santiago patah dua setelah diterjang banjir, sedangkan jalan aspal di Desa Utaurana di Tabukan Utara berubah menjadi aliran sungai setelah terputus sepanjang 30 meter. Kota Tahuna sendiri terus diguyur hujan. Regu penolong kemarin petang menemukan dua jenazah lagi yang belum teridentifikasi dari bongkahan tanah di Kelurahan Soa Taloara. Dengan penemuan dua mayat tersebut, korban tewas akibat musibah tanah longsor itu menjadi 31 orang. Bupati Sangihe menambahkan bahwa jumlah korban sebenarnya sudah 32 orang sebab sehari sebelumnya regu penolong menemukan penggalan kaki dan tangan di lokasi reruntuhan. Korban misterius tersebut sudah dikuburkan meskipun belum teridentifikasi.(zal/fr)   Sumber: Kompas

© Airputih.or.id. All rights reserved.