Korban Tsunami di Teunom Butuh Dokter dan Makanan
    IND | ENG

Korban Tsunami di Teunom Butuh Dokter dan Makanan

By : Taufik Hazan Asari 04 Januari 2005 News Categori : Berita

Alfian Hamzah | Pena Indonesia, TEUNOM - ACEH JAYA (3 Januari 2005: Pk 10:00 WIB) Hingga hari ini belum banyak bantuan berarti ke wilayah Teunom, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, sekitar 60 km sebelah utara Meulaboh, yang masih terisolasi. Tadi malam terjadi tiga gempa susulan di wilayah ini. Meski berskala Richter kecil membuat 1.500-an pengungsi panik dan berlarian dari tenda-tenda darurat yang mereka buat sendiri dari bahan apa adanya. "Mereka nampak sangat traumatis," kata Alfian Hamzah, wartawan Pena Indonesia yang ada Teunom. Helikopter Black Hawk Amerika pagi ini membawa 12 korban luka terparah ke Banda Aceh. Selama delapan hari, luka pada tubuh mereka makin parah, menganga, berbau lantaran di sana tak ada yodium apa lagi antibiotika. Baru ada tambahan tiga dokter marinir Indonesia untuk membantu satu dokter pusat kesehatan masyarakat setempat, yang bekerja sendirian sejak hari pertama. Kini mereka menangani ratusan pengungsi yang selamat dari bencana. Pasukan Amerika lupa membawa obat dari Banda Aceh, tapi mudah-mudahan siang ini sudah bisa dikirim. Lihat peta: http://www.penaindonesia.com/aceh/peta.htm Belum ada kiriman beras. Selama di pengungsian mereka hanya makan pisang dari kebun terdekat, biskuit serta mie instan yang diturunkan melalui jalur udara oleh pasukan Amerika. Dropping bantuan bahan makanan juga tak lancar dan tidak merata, antara lain karena lokasi pengungsian yang terpencar. Ada pengungsi yang mendapat bantuan lebih dari cukup, ada yang tidak mendapat sama sekali. Penerangan dan komunikasi juga mulai aktif dengan adanya kiriman generator. Teunom terletak persis di pantai barat Provinsi Aceh dan berjarak 60 km dari Meulaboh. Kota kecil ini langsung menghadap Samudera Hindia, dan merupakan salah satu daratan terdekat dari episentrum gempa. Meski bantuan sudah mulai masuk ke situ lewat udara, secara keseluruhan daerah itu masih terisolasi hingga hari ini. "Saya perkirakan 25 dari 35 desa di kecamatan ini hancur total," kata Letnan Satu Heri Supriyono dari kesatuan Kopassus kepada Alfian Hamzah dari Kantor Berita Pena Indonesia. "Desa yang selamat hanya desa di perbukitan." Tentara dan penduduk yang selamat kini mengungsi di Desa Lhok Guci, 12 km dari Teunom ke arah perbukitan. Jalan aspal dari Peunom menuju Calang terputus total. Karena tak bisa menghubungi komandan, tentara di situ mencoba meretas jalan menuju Meulaboh di selatan atas inisiatif mereka sendiri. Kota kecil Teunom, yang tadinya berpenduduk 18.000 orang, hampir rata dengan tanah. Laut pantai berwarna coklat karena timbunan rumah, lumpur dan pepohonan. "Kota ini hanya bisa dibersihkan menggunakan peralatan berat seperti buldozer. Dan pantai itu sebenarnya bisa didarati kapal pendarat tank (Landing Ship Tank ? LST)," kata Heru. *** (Berita ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya tanpa izin, secara cuma-cuma dan tanpa ikatan copyrights).

© Airputih.or.id. All rights reserved.