Fregat sudah Merapat di Pantai Teunom
    IND | ENG

Fregat sudah Merapat di Pantai Teunom

By : Taufik Hazan Asari 04 Januari 2005 News Categori : Berita

TEUNOM, ACEH BARAT (3 Januari 2005, Pk 19:20) - Kapal fregat Angkatan Laut Indonesia sudah masuk ke perairan Pantai Teunom, satu kecamatan di pesisir barat Aceh yang terkena bencana tsunami terparah. Tapi, kapal tidak bisa merapat ke daratan dan tidak bisa menurunkan bantuan minyak, beras serta obat-obatan yang dibawa. "Tentara dan masyarakat yang selamat akan mempersiapkan sampan kecil untuk mengambil bantuan," kata Letnan Satu Heri Supriyono dari kesatuan Kopassus kepada Alfian Hamzah dari Kantor Berita Pena Indonesia. Fregat dikirim oleh Armada Barat Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mencapai Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, sekitar 60 km sebelah utara Meulaboh. Teunom masih terisolasi hingga hari kesembilan. Kota kecil Teunom, yang tadinya berpenduduk 18.000 orang, hampir rata dengan tanah. Laut pantai berwarna coklat karena timbunan rumah, lumpur dan pepohonan. "Kota ini hanya bisa dibersihkan menggunakan peralatan berat seperti buldozer. Dan pantai itu sebenarnya bisa didarati kapal pendarat tank (Landing Ship Tank - LST)," kata Heri. "Saya perkirakan 25 dari 35 desa di kecamatan ini hancur total," kata Heri. "Desa yang selamat hanya desa di perbukitan." Salah satu desa, bernama Lunggayo, kehilangan 200 orang dari 250 penduduknya. Tentara dan penduduk yang selamat kini mengungsi di Desa Lhok Guci, 12 km dari Teunom ke arah perbukitan. Ada sekitar 1.500 orang yang mengungsi di desa ini. Bantuan baru mulai masuk dua hari lalu, dikirim oleh helikopter-helikopter Black Hawk Amerika. Tapi, desa ini belum dimasuki sukarelawan sama sekali. Tadi sore Black Hawk membawa 14 pengungsi yang terluka berat ke Banda Aceh. Dr. Nursanti, kepala pusat kesehatan masyarakat di kecamatan itu, selamat bersama keluarganya. Dibantu dua dokter marinsi Indonesia yang masuk kemarin, dokter ini menangani ratusan pasien seharinya. Sehari ini saja 250 pasien datang. Mereka umumnya menderita luka sayatan yang sudah membusuk karena terlambat ditangani, serta batuk dan pilek. Dua hari terakhir hujan mengguyur daerah itu. Pengungsi hanya bernaung di bawah tenda darurat yang mereka buat dari apa saja. Ketika gempa susulan datang, seperti tadi malam, orang-orang berlarian panik dari tenda perlindungan. Menurut Letnan Satu Heri, seluruh anggota tentara di situ selamat, termasuk tujuh orang dari satuan gabungan intelijen, lima anggota Kopassus (Komando Pasukan Khusus), dan dua orang dari satuan Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat). Hanya dua orang korban tewas dari kalangan mereka, yakni dua orang anggota Brigade Mobil Polisi yang dikirim dari Sumatera Selatan.*** (Berita ini boleh dikutip sebagian atau seluruhnya tanpa izin, secara cuma-cuma dan tanpa ikatan copyrights). Liputan: Alfian Hamzah | Pena Indonesia

© Airputih.or.id. All rights reserved.